Title
Adat berlayar menanti angin
Tidak berangin tidakkan sampai
Adat pembesar berhati dingin
Tidak dingin banyak bertikai
Tidak berangin tidakkan sampai
Adat pembesar berhati dingin
Tidak dingin banyak bertikai
Subject
Pantun
Creator
Tenas Effendy
Source
Khazanah Pantun Melayu Riau
Identifier
38863
Text
Adat merambah ada tebasnya
Sudah ditebas baru ditebang
Adat memerintah ada batasnya
Melewati batas diseteru orang
Adat merambah ada tebasnya
Sudah menebas parang diasah
Adat memerintah ada batasnya
Melewati batas orang membantah
Adat berhenti di tempat teduh
Bila tak teduh tentu berpanas
Adat mengaji taat dan sungguh
Bila tak sungguh ilmu terlepas
Adat berlabuh pada yang tenang
Bila tak tenang perahu pecah
Adat mengasuh berdada lapang
Bila tak lapang tentu berbantah
Adat berlayar menanti angin
Tidak berangin tidakkan sampai
Adat pembesar berhati dingin
Tidak dingin banyak bertikai
Adat menebang sama pepat
Bila tidak tunggulnya tajam
Adat menimbang sama berat
Bila tidak hukumnya kejam
Adat berumah ada berpintu
Bila tidak tak dapat naik
Adat menyembah ada bertentu
Bila tidak dekatlah syirik
Bila cukup bilangan hari
Janji diikat kita tunaikan
Bila hidup tahukan diri
Pasti ingat hari kemudian
Bila cukup bilangan hari
Hutang piutang tentu dibayar
Bila hidup tahukan diri
Pantang larang tentu didengar
Bila cukup bilangan hari
Takdir datang ajalpun tiba
Bila hidup tahukan diri
Fikiran panjang akal sempurna
Adat berjalan mau bertanya
Bila malu tentu tersesat
Adat berkawan mau bersama
Bila tak mau seteru dekat
Adat baruh ada lenturnya
Bila tidak disentak tegang
Adat patuh ada ukurnya
Bila tidak diperbudak orang
Di dalam dakwah ada adatnya
Di dalam adat ada dakwahnya
Di dalam adat syaraknya nampak
Di dalam syarak adat menyimak
Hati Jumaat orang sembahyang
Menyembah Tuhan beramai-ramai
Membayar zakat janganlah bimbang
Supaya bersih harta dipakai
Apa guna memasang pelita
Kalau tidak ada sumbunya
Apa guna orang bercinta
Kalau tidak dengan sungguhnya
Buluh betung dibuat pagar
Batangnya tinggi tumbuh pun cepat
Orang sombong cakapnya besar
Kemana pegi orang mengumpat
Sudah ditebas baru ditebang
Adat memerintah ada batasnya
Melewati batas diseteru orang
Adat merambah ada tebasnya
Sudah menebas parang diasah
Adat memerintah ada batasnya
Melewati batas orang membantah
Adat berhenti di tempat teduh
Bila tak teduh tentu berpanas
Adat mengaji taat dan sungguh
Bila tak sungguh ilmu terlepas
Adat berlabuh pada yang tenang
Bila tak tenang perahu pecah
Adat mengasuh berdada lapang
Bila tak lapang tentu berbantah
Adat berlayar menanti angin
Tidak berangin tidakkan sampai
Adat pembesar berhati dingin
Tidak dingin banyak bertikai
Adat menebang sama pepat
Bila tidak tunggulnya tajam
Adat menimbang sama berat
Bila tidak hukumnya kejam
Adat berumah ada berpintu
Bila tidak tak dapat naik
Adat menyembah ada bertentu
Bila tidak dekatlah syirik
Bila cukup bilangan hari
Janji diikat kita tunaikan
Bila hidup tahukan diri
Pasti ingat hari kemudian
Bila cukup bilangan hari
Hutang piutang tentu dibayar
Bila hidup tahukan diri
Pantang larang tentu didengar
Bila cukup bilangan hari
Takdir datang ajalpun tiba
Bila hidup tahukan diri
Fikiran panjang akal sempurna
Adat berjalan mau bertanya
Bila malu tentu tersesat
Adat berkawan mau bersama
Bila tak mau seteru dekat
Adat baruh ada lenturnya
Bila tidak disentak tegang
Adat patuh ada ukurnya
Bila tidak diperbudak orang
Di dalam dakwah ada adatnya
Di dalam adat ada dakwahnya
Di dalam adat syaraknya nampak
Di dalam syarak adat menyimak
Hati Jumaat orang sembahyang
Menyembah Tuhan beramai-ramai
Membayar zakat janganlah bimbang
Supaya bersih harta dipakai
Apa guna memasang pelita
Kalau tidak ada sumbunya
Apa guna orang bercinta
Kalau tidak dengan sungguhnya
Buluh betung dibuat pagar
Batangnya tinggi tumbuh pun cepat
Orang sombong cakapnya besar
Kemana pegi orang mengumpat