Contoh sekeliling pinggang

Title

Contoh sekeliling pinggang

Subject

Ungkapan

Source

Kumpulan ungkapan Melayu Riau 1

Identifier

14647

Text

Duduk tunggul, tegak punggur

Diam tunggul bercendawan,
diam punggur lapuk
diam tembilang berkarat
diam ubi berisi
diam jerat mengena

Dalam laut tak menghanyutkan,
dengkat laut yang menggalang

Di mana ada celah, di sana ulat masuk

Di mana ada retak, di sana baji menunggu

Di mana air keruh, di sana orang mengucau

Di mana tempat berhabis?:
pertama negeri tidak bertua
kedua mayat terbujur di tengah rumah
ketiga gadis tidak berlaki
keempat arang tercenting di muka
kelima dapur tidak berasap
keenam jemputan tidak bertunggu
ketujuh helat terbengkalai

Di mana tempat keris bermain? :
pertama marwah bangsa dihina orang
kedua daulat negeri diinjak orang
ketiga rumah tangga dicapak orang
keempat harta soko pusaka dibinasakan orang
kelima adat lembaga dinista orang
keenam undang syarak dipermainkan orang
ketujuh orang tua diperkuli orang

Diam pancang (tunggul), makin lama makin lapuk

Di punggur mati, cendawan pun tak tumbuh

Deras datang, deras perginya

Di mana biawak memanjat,
di sana anjing menyalak

Di mana tugal dicacak,
di sana padi tumbuh

Di mana kandang rerak,
di sana musang mengena (masuk)

Di mana dinding teretas,
di sana tempias masuk

Di mana lantai terjung,
di sana tunggul menyembul

Di mana rumah dicacak,
di sana hutang tumbuh

Di mana dahan terkerat,
di sana rantingnya patah

Di mana tunggul terpepat,
di sana kura-kura naik

Dekat tidak menyekat,
jauh tidak membuang

Dari ranting yang kecil,
keluar buah yang besar

Diam ubi makin lama makin berisi

Diam batang (punggur),
makin lama makin lapuk

Dangdut tali kemudi,
kenyang perut karena budi

Dalam karut,
besar sungkahnya

Dapat lemak dengan pahit

Diam-diam lepu, kalau terinjak kena sengatnya

Diam ayam mengeram, ada yang ditunggunya

Diam lukah, semakin diam semakin mengena

Diam jerat, sekali terinjak nyawa padanya

Dalam serai serumpun tak sama tumbuhnya

Dekat berjauhan,
sayang berbencian

Dikaji pahitnya, supaya tampak manisnya

Dalam pahit ada manisnya,
dalam sempit ada lapangnya

Dalam panji warna,
dalam warna ada makna

Disebut tepak berisi:
ada sirih bersusun
ada pinang berkacip
ada kapur dipalit
ada gambir berbuku
ada tembakau dengan rokoknya (daun bergulung) (beracik)

Duduk bersekedudukan,
tegak sependirian

Demma puyuh, belalang lalu dicatuk juga

Datang rezeki tak berkabar,
perginya tak berberita

Dangdut tali kelambu,
kenyang perut karena ilmu

Duduk eradat,
tegak bersifat

Duduk menjirat jala,
tegak mencacak tiang

Dalam air dalam lubuknya

Dalam karutnya dalam parutnya

Dalam luka dalam pedihnya

Dalam jatuh dalam raungnya

Dalam cakap dalam maknanya

Dalam isi dalam kajinya

Dalam lumpur dalam pancangnya

Dalam baju dalam kainnya

Dalam tugal dalam benihnya

Dalam takuk dalam tanggamnya

Dalam nasib ada tuah,
dalam tuah ada budi
dalam budi ada adat
dalam adat ada syarak

Duduk pada tempatnya,
tegak pada sifatnya

Duduk menggerik lantai

Duduk menggerik tikar

Duduk salah, tegak menyalah

Duduk berisi, tegak berarti

Dengan telunjuk tak kan tertongkat langit

Dalam tidak beriak, dengkat tidak berombak

Ditelan tercekik, diluahkan mulut tersumbat

Diam lukah berisi ikan,
diam tunggul berisi cendawan

Duduk tidak menembuk tikar,
tegak tidak menembuk atap

Di dalam alam, ada alam,
di dalam diri, ada diri

Duduk salah tegak menyalah

Dengung lebah tak menyengat,
diam lukah yang mengena

Di punggur pun ada sarang burung

Di dalam helat, ada elatnya

Di dalam gelap, bara setitik pun kelihatan

Di kain putih, titik sebesar melukut pun tampak

Duduk di lantai berlubang

Dendam jangan disimpan,
sayang jangan dihabiskan

Dendam jangan dipendam,
sayang jangan dibuang

Dengan adik hendaklah baik,
dengan abang hendaklah sayang

Dengan adik banyakkan selidik,
dengan abang banyakkan timbang

Dengan sahabat banyakkan minat,
dengan kawan banyakkan sopan

Dengan anak tunak dan pinak,
dengan keluarga pelihara dan juga

Dengan orang tua jauhkan durhaka,
dengan saudara-mara jauhkan aniaya

Dengan tetangga jauhkan kira,
dengan induk semang jauhkan sumbang

Dikucung erat-erat,
diikat bersimpul mati
dicencang lati-lati

Dari berdikit-dikit, menjadi bukit

Didahulukan setapak,
ditinggikan serambut
dilebihkan sejari

Di unut ada bakalnya,
dicari ada riaknya
disimak ada bunyinya
ditunggu ada hulunya
diturut ada unutnya

Durian jatuh diciumi,
anak jatuh dipukuli

Diikat bertali panjang,
dikurung beri gelanggang

Dari pada tidur eloklah jalan,
jaga banyak kan gunanya

Dari diam elok berjalan,
berjalan banyakkan gunanya,
jauh berjalan banyak dilihat
lama berjalan banyak tersua

Dengan sebilah beliaung, siap ladang sepematang,
dengan seribu cakap, setelempap pun tak siap

Dangdut tali kecapi,
orang berebut awak ke tepi

Dangdut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati

Dangdut tali kecapi,
panjang mulut kerja tak jadi

Dangdut tali kecapi,
pantang diturut kehendak hati

Dangdut tali kecapi,
orang penakut cepat mati

Dangdut tali kecapi,
orang penyungut mulut berapi

Dangdut tali kecapi,
pasang surut bulan pun mati

Dangdut tali kecapi,
panjang burut tak dapat bini

Di mana tempat mati?
pertama: agama diinjak orang
kedua: negeri dirampas orang
ketiga: anak bini dihina orang
keempat: orang tua dianiaya orang
kelima: marwah diri dilapah orang
keenam: pucuk negeri diludahi orang
ketujuh: hak milik direbut orang

Daulat tali berpilin tiga,
daulat tungku tiga sejarangan:
esa alim dengan kitabnya
dua adat dengan mufakatnya
tiga kuasa dengan adilnya

Daulat raja pada adilnya,
daulat penghulu pada adatnya
daulat ulama pada kitabnya

Di mana raja yang adil,
di sana daulat terdiri

Dahan patah, ranting pun jatuh

Di mana paham tertumbuk,
di sana akal didirikan

Duduk seorang bersempit-sempit,
duduk beramai berlapang-lapang

Di mana ada laut,
di sana ada gelombang

Di mana tembilang dicacak,
di sana ubi tumbuh

Di mana dahan runtuh,
di sana ranting patah

Di mana kayu tumbang,
di sana rumput layu

Di mana gajah lalu,
di sana tanah lembang

Di mana kayu berbuah,
di sana burung hinggap

Di mana ada semak,
di sana ada onak

Di mana periuk terjerang,
di sana puntung terbakar

Di mana perahu bertambat,
di sana pancang dicacak

Di mana kening berkilat,
di sana mata lekat

Ci mana gatal,
di situ digaru

Di mana janbar terletak,
di sana adat terdiri

Di mana runding dibuka,
di sana adat dipakai

Di mana putus mufakat,
di sana tegaknya adat

Di mana janji sampai
di sana hukum tiba

Di mana kail dicampak,
di sana umpan di pasang

Di mana beruk tidur,
di sana buah meranggas

Condong menunggu rebah,
lapuk menunggu roboh

Condong tak bersangga,
roboh tak bertahan

Dilentur menurut layuhnya,
disudu menurut lunaknya
dituang menurut acuannya

Di mana janji dipasak,
di sana hutang tumbuh

Di mana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung

Di mana air disauk,
di sana ranting dipatah

Di mana dinding berkuak,
di sana tempias lalu

Di mana lantai terjungkat,
di sana kaki tersandung

Di mana tebu tumbang,
di sana semut meruntung

Di mana atap terjuntai,
di sana hujan lalu

Di mana langkah (kaki) tertumbuk,
di sana tumit di kisar

Di mana asap mengepul,
di sana puntung terbakar

Di mana burung hinggap,
di sana ranting berkuak

Di mana ayam bertelur,
di sana kotek terdengar

Di mana sampan pecah,
di sana hiu kenyang

Di mana madu tumpah,
di sana semut merubung

Cerdik elok:
cerdik mengajar
cerdik penyambung lidah
cerdik pandai
cerdik bijak
cerdik tak menjual
cerdik tak membodohi
cerdik tak menyalahi
cerdik berisi
cerdik berilmu
cerdik berakal
cerdik berguna
cerdik berfaham
cerdik tunak
cerdik merendah

Cerdik buruk:
cerdik m enjual
cerdik membodohi
cerdik menyalah
cerdik buruk
cerdik bersecerdik
cerdik mengena
cerdik melesikan
cerdik busuk

Cerdik membuang kawan,
gemuk membuang lemak

Cakap berlecoh, berak di kain

Cakap melenting, terpelanting

Cakap pedas, terhempas

Cakap kasar, terlempar

Cakap menyalah, terlapah

Cakap merempai, terkulai

Cakap menyilang, terkilang

Cakap melintang, terbuntang

Cakap jangan diberi lalu, langkah jangan diberi tanah

Cakap terlangsung, langkah terdorong

Cabik seliang tak kan membunuh

Calar sejagat tak kan melarat

Cinta membawa nista

Celaka hidup tak berakal, celaka membelakangi kiblat

Celaka rumah tak bertunggu

Celaka jerat lapuk

Celaka lukah tak berinjab

Celaka kail tak berumpan

Celaka badan tak berkain

Celaka dapur tak berasap

Celaka periuk tak berjerang

Celaka tungku tak berapi

Celaka senjata tak membela

Celaka hati beku

Celaka akal buntu

Celaka nama terhina

Cakap elok:
cakap bersetinah (bertertib)
cakap berisi
cakap berfaedah (berguna)
cakap kaji
cakap tua
cakap adat
cakap bertentu
cakap bertempat
cakap berhalus
cakap merendah
cakap berusai
cakap bermakna
cakap berakal

Cakap buruk:
cakap terbuang
cakap menyalah
cakap menyanyah
cakap mengada-ada
cakap dibuat-buat
cakap yang tidak-tidak
cakap kasar
cakap menengking
cakap bersedulu
cakap berebut cakap
cakap meninggi
cakap kosong (tak berisi)
cakap kotor (busuk)
cakap tak berotak
cakap tak berhati perut
cakap tak semenggah (tak senonoh)
cakap mencarut
cakap besar
cakap angin
cakap fitnah
cakap tak berkhasiat
cakap merempai
cakap budak-budak
cakap gilo
cakap mengapikan (membakar, memanaskan)
cakap juli janah
cakap tak berpokok (tak menentu)
cakap asal bercakap

Celaka kaki goyah

Celaka tangan patah

Celaka mata buta

Celaka telinga pekak

Celaka hidup tumpat

Celaka mulut bisu

Celaka anak durhaka

Celaka betina meranda (tak berlaki)

Celaka jantan bercawat ekor

Celaka perut hampa

Celaka parang (pisau, senjata) majal

Celaka ladang semak

Cakap meninggi, budinya rendah

Cakap lepas hati puas

Cemburu kepada ilmu, iri kepada budi

Cakap berapi, tiba lawan lari

Cakap berapi, jumpa judu menepi

Cakap menengking, jumpa lawan terkencing

Cakap melangit-langit, jumpa lawan terkincit

Condong hati pada yang baik,
condong akal pada yang benar
condong langkah pada yang lurus (rat)
condong telinga pada yang merdu
condong mata pada yang elok
condong selera pada yang sedap

cermin tak dapat dibohongi

Celaka telur tembelang

Cepat merensing, cepat kena pegasing

Cerdik jangan digudak-gadik, pandai jangan dibagai-bagai

Cepat merensing, cepat terguling

Cakap berbalas cakap

Cakap berbalas, hutang bertimbang

Cakap lah sampai ke batas, kaki bara hendak melangkah

Cakap berapi, kerja tak menjadi

Cakap berlunak, jalan bertunak

Cakap merendah, duduk menepi

Cakap meninggi, duduk menengah

Contoh tak menyalah, tiru tak melarat