Title
Contoh sekeliling pinggang
Subject
Ungkapan
Source
Kumpulan ungkapan Melayu Riau 1
Identifier
14647
Text
Duduk tunggul, tegak punggur
Diam tunggul bercendawan,
diam punggur lapuk
diam tembilang berkarat
diam ubi berisi
diam jerat mengena
Dalam laut tak menghanyutkan,
dengkat laut yang menggalang
Di mana ada celah, di sana ulat masuk
Di mana ada retak, di sana baji menunggu
Di mana air keruh, di sana orang mengucau
Di mana tempat berhabis?:
pertama negeri tidak bertua
kedua mayat terbujur di tengah rumah
ketiga gadis tidak berlaki
keempat arang tercenting di muka
kelima dapur tidak berasap
keenam jemputan tidak bertunggu
ketujuh helat terbengkalai
Di mana tempat keris bermain? :
pertama marwah bangsa dihina orang
kedua daulat negeri diinjak orang
ketiga rumah tangga dicapak orang
keempat harta soko pusaka dibinasakan orang
kelima adat lembaga dinista orang
keenam undang syarak dipermainkan orang
ketujuh orang tua diperkuli orang
Diam pancang (tunggul), makin lama makin lapuk
Di punggur mati, cendawan pun tak tumbuh
Deras datang, deras perginya
Di mana biawak memanjat,
di sana anjing menyalak
Di mana tugal dicacak,
di sana padi tumbuh
Di mana kandang rerak,
di sana musang mengena (masuk)
Di mana dinding teretas,
di sana tempias masuk
Di mana lantai terjung,
di sana tunggul menyembul
Di mana rumah dicacak,
di sana hutang tumbuh
Di mana dahan terkerat,
di sana rantingnya patah
Di mana tunggul terpepat,
di sana kura-kura naik
Dekat tidak menyekat,
jauh tidak membuang
Dari ranting yang kecil,
keluar buah yang besar
Diam ubi makin lama makin berisi
Diam batang (punggur),
makin lama makin lapuk
Dangdut tali kemudi,
kenyang perut karena budi
Dalam karut,
besar sungkahnya
Dapat lemak dengan pahit
Diam-diam lepu, kalau terinjak kena sengatnya
Diam ayam mengeram, ada yang ditunggunya
Diam lukah, semakin diam semakin mengena
Diam jerat, sekali terinjak nyawa padanya
Dalam serai serumpun tak sama tumbuhnya
Dekat berjauhan,
sayang berbencian
Dikaji pahitnya, supaya tampak manisnya
Dalam pahit ada manisnya,
dalam sempit ada lapangnya
Dalam panji warna,
dalam warna ada makna
Disebut tepak berisi:
ada sirih bersusun
ada pinang berkacip
ada kapur dipalit
ada gambir berbuku
ada tembakau dengan rokoknya (daun bergulung) (beracik)
Duduk bersekedudukan,
tegak sependirian
Demma puyuh, belalang lalu dicatuk juga
Datang rezeki tak berkabar,
perginya tak berberita
Dangdut tali kelambu,
kenyang perut karena ilmu
Duduk eradat,
tegak bersifat
Duduk menjirat jala,
tegak mencacak tiang
Dalam air dalam lubuknya
Dalam karutnya dalam parutnya
Dalam luka dalam pedihnya
Dalam jatuh dalam raungnya
Dalam cakap dalam maknanya
Dalam isi dalam kajinya
Dalam lumpur dalam pancangnya
Dalam baju dalam kainnya
Dalam tugal dalam benihnya
Dalam takuk dalam tanggamnya
Dalam nasib ada tuah,
dalam tuah ada budi
dalam budi ada adat
dalam adat ada syarak
Duduk pada tempatnya,
tegak pada sifatnya
Duduk menggerik lantai
Duduk menggerik tikar
Duduk salah, tegak menyalah
Duduk berisi, tegak berarti
Dengan telunjuk tak kan tertongkat langit
Dalam tidak beriak, dengkat tidak berombak
Ditelan tercekik, diluahkan mulut tersumbat
Diam lukah berisi ikan,
diam tunggul berisi cendawan
Duduk tidak menembuk tikar,
tegak tidak menembuk atap
Di dalam alam, ada alam,
di dalam diri, ada diri
Duduk salah tegak menyalah
Dengung lebah tak menyengat,
diam lukah yang mengena
Di punggur pun ada sarang burung
Di dalam helat, ada elatnya
Di dalam gelap, bara setitik pun kelihatan
Di kain putih, titik sebesar melukut pun tampak
Duduk di lantai berlubang
Dendam jangan disimpan,
sayang jangan dihabiskan
Dendam jangan dipendam,
sayang jangan dibuang
Dengan adik hendaklah baik,
dengan abang hendaklah sayang
Dengan adik banyakkan selidik,
dengan abang banyakkan timbang
Dengan sahabat banyakkan minat,
dengan kawan banyakkan sopan
Dengan anak tunak dan pinak,
dengan keluarga pelihara dan juga
Dengan orang tua jauhkan durhaka,
dengan saudara-mara jauhkan aniaya
Dengan tetangga jauhkan kira,
dengan induk semang jauhkan sumbang
Dikucung erat-erat,
diikat bersimpul mati
dicencang lati-lati
Dari berdikit-dikit, menjadi bukit
Didahulukan setapak,
ditinggikan serambut
dilebihkan sejari
Di unut ada bakalnya,
dicari ada riaknya
disimak ada bunyinya
ditunggu ada hulunya
diturut ada unutnya
Durian jatuh diciumi,
anak jatuh dipukuli
Diikat bertali panjang,
dikurung beri gelanggang
Dari pada tidur eloklah jalan,
jaga banyak kan gunanya
Dari diam elok berjalan,
berjalan banyakkan gunanya,
jauh berjalan banyak dilihat
lama berjalan banyak tersua
Dengan sebilah beliaung, siap ladang sepematang,
dengan seribu cakap, setelempap pun tak siap
Dangdut tali kecapi,
orang berebut awak ke tepi
Dangdut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati
Dangdut tali kecapi,
panjang mulut kerja tak jadi
Dangdut tali kecapi,
pantang diturut kehendak hati
Dangdut tali kecapi,
orang penakut cepat mati
Dangdut tali kecapi,
orang penyungut mulut berapi
Dangdut tali kecapi,
pasang surut bulan pun mati
Dangdut tali kecapi,
panjang burut tak dapat bini
Di mana tempat mati?
pertama: agama diinjak orang
kedua: negeri dirampas orang
ketiga: anak bini dihina orang
keempat: orang tua dianiaya orang
kelima: marwah diri dilapah orang
keenam: pucuk negeri diludahi orang
ketujuh: hak milik direbut orang
Daulat tali berpilin tiga,
daulat tungku tiga sejarangan:
esa alim dengan kitabnya
dua adat dengan mufakatnya
tiga kuasa dengan adilnya
Daulat raja pada adilnya,
daulat penghulu pada adatnya
daulat ulama pada kitabnya
Di mana raja yang adil,
di sana daulat terdiri
Dahan patah, ranting pun jatuh
Di mana paham tertumbuk,
di sana akal didirikan
Duduk seorang bersempit-sempit,
duduk beramai berlapang-lapang
Di mana ada laut,
di sana ada gelombang
Di mana tembilang dicacak,
di sana ubi tumbuh
Di mana dahan runtuh,
di sana ranting patah
Di mana kayu tumbang,
di sana rumput layu
Di mana gajah lalu,
di sana tanah lembang
Di mana kayu berbuah,
di sana burung hinggap
Di mana ada semak,
di sana ada onak
Di mana periuk terjerang,
di sana puntung terbakar
Di mana perahu bertambat,
di sana pancang dicacak
Di mana kening berkilat,
di sana mata lekat
Ci mana gatal,
di situ digaru
Di mana janbar terletak,
di sana adat terdiri
Di mana runding dibuka,
di sana adat dipakai
Di mana putus mufakat,
di sana tegaknya adat
Di mana janji sampai
di sana hukum tiba
Di mana kail dicampak,
di sana umpan di pasang
Di mana beruk tidur,
di sana buah meranggas
Condong menunggu rebah,
lapuk menunggu roboh
Condong tak bersangga,
roboh tak bertahan
Dilentur menurut layuhnya,
disudu menurut lunaknya
dituang menurut acuannya
Di mana janji dipasak,
di sana hutang tumbuh
Di mana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung
Di mana air disauk,
di sana ranting dipatah
Di mana dinding berkuak,
di sana tempias lalu
Di mana lantai terjungkat,
di sana kaki tersandung
Di mana tebu tumbang,
di sana semut meruntung
Di mana atap terjuntai,
di sana hujan lalu
Di mana langkah (kaki) tertumbuk,
di sana tumit di kisar
Di mana asap mengepul,
di sana puntung terbakar
Di mana burung hinggap,
di sana ranting berkuak
Di mana ayam bertelur,
di sana kotek terdengar
Di mana sampan pecah,
di sana hiu kenyang
Di mana madu tumpah,
di sana semut merubung
Cerdik elok:
cerdik mengajar
cerdik penyambung lidah
cerdik pandai
cerdik bijak
cerdik tak menjual
cerdik tak membodohi
cerdik tak menyalahi
cerdik berisi
cerdik berilmu
cerdik berakal
cerdik berguna
cerdik berfaham
cerdik tunak
cerdik merendah
Cerdik buruk:
cerdik m enjual
cerdik membodohi
cerdik menyalah
cerdik buruk
cerdik bersecerdik
cerdik mengena
cerdik melesikan
cerdik busuk
Cerdik membuang kawan,
gemuk membuang lemak
Cakap berlecoh, berak di kain
Cakap melenting, terpelanting
Cakap pedas, terhempas
Cakap kasar, terlempar
Cakap menyalah, terlapah
Cakap merempai, terkulai
Cakap menyilang, terkilang
Cakap melintang, terbuntang
Cakap jangan diberi lalu, langkah jangan diberi tanah
Cakap terlangsung, langkah terdorong
Cabik seliang tak kan membunuh
Calar sejagat tak kan melarat
Cinta membawa nista
Celaka hidup tak berakal, celaka membelakangi kiblat
Celaka rumah tak bertunggu
Celaka jerat lapuk
Celaka lukah tak berinjab
Celaka kail tak berumpan
Celaka badan tak berkain
Celaka dapur tak berasap
Celaka periuk tak berjerang
Celaka tungku tak berapi
Celaka senjata tak membela
Celaka hati beku
Celaka akal buntu
Celaka nama terhina
Cakap elok:
cakap bersetinah (bertertib)
cakap berisi
cakap berfaedah (berguna)
cakap kaji
cakap tua
cakap adat
cakap bertentu
cakap bertempat
cakap berhalus
cakap merendah
cakap berusai
cakap bermakna
cakap berakal
Cakap buruk:
cakap terbuang
cakap menyalah
cakap menyanyah
cakap mengada-ada
cakap dibuat-buat
cakap yang tidak-tidak
cakap kasar
cakap menengking
cakap bersedulu
cakap berebut cakap
cakap meninggi
cakap kosong (tak berisi)
cakap kotor (busuk)
cakap tak berotak
cakap tak berhati perut
cakap tak semenggah (tak senonoh)
cakap mencarut
cakap besar
cakap angin
cakap fitnah
cakap tak berkhasiat
cakap merempai
cakap budak-budak
cakap gilo
cakap mengapikan (membakar, memanaskan)
cakap juli janah
cakap tak berpokok (tak menentu)
cakap asal bercakap
Celaka kaki goyah
Celaka tangan patah
Celaka mata buta
Celaka telinga pekak
Celaka hidup tumpat
Celaka mulut bisu
Celaka anak durhaka
Celaka betina meranda (tak berlaki)
Celaka jantan bercawat ekor
Celaka perut hampa
Celaka parang (pisau, senjata) majal
Celaka ladang semak
Cakap meninggi, budinya rendah
Cakap lepas hati puas
Cemburu kepada ilmu, iri kepada budi
Cakap berapi, tiba lawan lari
Cakap berapi, jumpa judu menepi
Cakap menengking, jumpa lawan terkencing
Cakap melangit-langit, jumpa lawan terkincit
Condong hati pada yang baik,
condong akal pada yang benar
condong langkah pada yang lurus (rat)
condong telinga pada yang merdu
condong mata pada yang elok
condong selera pada yang sedap
cermin tak dapat dibohongi
Celaka telur tembelang
Cepat merensing, cepat kena pegasing
Cerdik jangan digudak-gadik, pandai jangan dibagai-bagai
Cepat merensing, cepat terguling
Cakap berbalas cakap
Cakap berbalas, hutang bertimbang
Cakap lah sampai ke batas, kaki bara hendak melangkah
Cakap berapi, kerja tak menjadi
Cakap berlunak, jalan bertunak
Cakap merendah, duduk menepi
Cakap meninggi, duduk menengah
Contoh tak menyalah, tiru tak melarat
Diam tunggul bercendawan,
diam punggur lapuk
diam tembilang berkarat
diam ubi berisi
diam jerat mengena
Dalam laut tak menghanyutkan,
dengkat laut yang menggalang
Di mana ada celah, di sana ulat masuk
Di mana ada retak, di sana baji menunggu
Di mana air keruh, di sana orang mengucau
Di mana tempat berhabis?:
pertama negeri tidak bertua
kedua mayat terbujur di tengah rumah
ketiga gadis tidak berlaki
keempat arang tercenting di muka
kelima dapur tidak berasap
keenam jemputan tidak bertunggu
ketujuh helat terbengkalai
Di mana tempat keris bermain? :
pertama marwah bangsa dihina orang
kedua daulat negeri diinjak orang
ketiga rumah tangga dicapak orang
keempat harta soko pusaka dibinasakan orang
kelima adat lembaga dinista orang
keenam undang syarak dipermainkan orang
ketujuh orang tua diperkuli orang
Diam pancang (tunggul), makin lama makin lapuk
Di punggur mati, cendawan pun tak tumbuh
Deras datang, deras perginya
Di mana biawak memanjat,
di sana anjing menyalak
Di mana tugal dicacak,
di sana padi tumbuh
Di mana kandang rerak,
di sana musang mengena (masuk)
Di mana dinding teretas,
di sana tempias masuk
Di mana lantai terjung,
di sana tunggul menyembul
Di mana rumah dicacak,
di sana hutang tumbuh
Di mana dahan terkerat,
di sana rantingnya patah
Di mana tunggul terpepat,
di sana kura-kura naik
Dekat tidak menyekat,
jauh tidak membuang
Dari ranting yang kecil,
keluar buah yang besar
Diam ubi makin lama makin berisi
Diam batang (punggur),
makin lama makin lapuk
Dangdut tali kemudi,
kenyang perut karena budi
Dalam karut,
besar sungkahnya
Dapat lemak dengan pahit
Diam-diam lepu, kalau terinjak kena sengatnya
Diam ayam mengeram, ada yang ditunggunya
Diam lukah, semakin diam semakin mengena
Diam jerat, sekali terinjak nyawa padanya
Dalam serai serumpun tak sama tumbuhnya
Dekat berjauhan,
sayang berbencian
Dikaji pahitnya, supaya tampak manisnya
Dalam pahit ada manisnya,
dalam sempit ada lapangnya
Dalam panji warna,
dalam warna ada makna
Disebut tepak berisi:
ada sirih bersusun
ada pinang berkacip
ada kapur dipalit
ada gambir berbuku
ada tembakau dengan rokoknya (daun bergulung) (beracik)
Duduk bersekedudukan,
tegak sependirian
Demma puyuh, belalang lalu dicatuk juga
Datang rezeki tak berkabar,
perginya tak berberita
Dangdut tali kelambu,
kenyang perut karena ilmu
Duduk eradat,
tegak bersifat
Duduk menjirat jala,
tegak mencacak tiang
Dalam air dalam lubuknya
Dalam karutnya dalam parutnya
Dalam luka dalam pedihnya
Dalam jatuh dalam raungnya
Dalam cakap dalam maknanya
Dalam isi dalam kajinya
Dalam lumpur dalam pancangnya
Dalam baju dalam kainnya
Dalam tugal dalam benihnya
Dalam takuk dalam tanggamnya
Dalam nasib ada tuah,
dalam tuah ada budi
dalam budi ada adat
dalam adat ada syarak
Duduk pada tempatnya,
tegak pada sifatnya
Duduk menggerik lantai
Duduk menggerik tikar
Duduk salah, tegak menyalah
Duduk berisi, tegak berarti
Dengan telunjuk tak kan tertongkat langit
Dalam tidak beriak, dengkat tidak berombak
Ditelan tercekik, diluahkan mulut tersumbat
Diam lukah berisi ikan,
diam tunggul berisi cendawan
Duduk tidak menembuk tikar,
tegak tidak menembuk atap
Di dalam alam, ada alam,
di dalam diri, ada diri
Duduk salah tegak menyalah
Dengung lebah tak menyengat,
diam lukah yang mengena
Di punggur pun ada sarang burung
Di dalam helat, ada elatnya
Di dalam gelap, bara setitik pun kelihatan
Di kain putih, titik sebesar melukut pun tampak
Duduk di lantai berlubang
Dendam jangan disimpan,
sayang jangan dihabiskan
Dendam jangan dipendam,
sayang jangan dibuang
Dengan adik hendaklah baik,
dengan abang hendaklah sayang
Dengan adik banyakkan selidik,
dengan abang banyakkan timbang
Dengan sahabat banyakkan minat,
dengan kawan banyakkan sopan
Dengan anak tunak dan pinak,
dengan keluarga pelihara dan juga
Dengan orang tua jauhkan durhaka,
dengan saudara-mara jauhkan aniaya
Dengan tetangga jauhkan kira,
dengan induk semang jauhkan sumbang
Dikucung erat-erat,
diikat bersimpul mati
dicencang lati-lati
Dari berdikit-dikit, menjadi bukit
Didahulukan setapak,
ditinggikan serambut
dilebihkan sejari
Di unut ada bakalnya,
dicari ada riaknya
disimak ada bunyinya
ditunggu ada hulunya
diturut ada unutnya
Durian jatuh diciumi,
anak jatuh dipukuli
Diikat bertali panjang,
dikurung beri gelanggang
Dari pada tidur eloklah jalan,
jaga banyak kan gunanya
Dari diam elok berjalan,
berjalan banyakkan gunanya,
jauh berjalan banyak dilihat
lama berjalan banyak tersua
Dengan sebilah beliaung, siap ladang sepematang,
dengan seribu cakap, setelempap pun tak siap
Dangdut tali kecapi,
orang berebut awak ke tepi
Dangdut tali kecapi,
kenyang perut senanglah hati
Dangdut tali kecapi,
panjang mulut kerja tak jadi
Dangdut tali kecapi,
pantang diturut kehendak hati
Dangdut tali kecapi,
orang penakut cepat mati
Dangdut tali kecapi,
orang penyungut mulut berapi
Dangdut tali kecapi,
pasang surut bulan pun mati
Dangdut tali kecapi,
panjang burut tak dapat bini
Di mana tempat mati?
pertama: agama diinjak orang
kedua: negeri dirampas orang
ketiga: anak bini dihina orang
keempat: orang tua dianiaya orang
kelima: marwah diri dilapah orang
keenam: pucuk negeri diludahi orang
ketujuh: hak milik direbut orang
Daulat tali berpilin tiga,
daulat tungku tiga sejarangan:
esa alim dengan kitabnya
dua adat dengan mufakatnya
tiga kuasa dengan adilnya
Daulat raja pada adilnya,
daulat penghulu pada adatnya
daulat ulama pada kitabnya
Di mana raja yang adil,
di sana daulat terdiri
Dahan patah, ranting pun jatuh
Di mana paham tertumbuk,
di sana akal didirikan
Duduk seorang bersempit-sempit,
duduk beramai berlapang-lapang
Di mana ada laut,
di sana ada gelombang
Di mana tembilang dicacak,
di sana ubi tumbuh
Di mana dahan runtuh,
di sana ranting patah
Di mana kayu tumbang,
di sana rumput layu
Di mana gajah lalu,
di sana tanah lembang
Di mana kayu berbuah,
di sana burung hinggap
Di mana ada semak,
di sana ada onak
Di mana periuk terjerang,
di sana puntung terbakar
Di mana perahu bertambat,
di sana pancang dicacak
Di mana kening berkilat,
di sana mata lekat
Ci mana gatal,
di situ digaru
Di mana janbar terletak,
di sana adat terdiri
Di mana runding dibuka,
di sana adat dipakai
Di mana putus mufakat,
di sana tegaknya adat
Di mana janji sampai
di sana hukum tiba
Di mana kail dicampak,
di sana umpan di pasang
Di mana beruk tidur,
di sana buah meranggas
Condong menunggu rebah,
lapuk menunggu roboh
Condong tak bersangga,
roboh tak bertahan
Dilentur menurut layuhnya,
disudu menurut lunaknya
dituang menurut acuannya
Di mana janji dipasak,
di sana hutang tumbuh
Di mana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung
Di mana air disauk,
di sana ranting dipatah
Di mana dinding berkuak,
di sana tempias lalu
Di mana lantai terjungkat,
di sana kaki tersandung
Di mana tebu tumbang,
di sana semut meruntung
Di mana atap terjuntai,
di sana hujan lalu
Di mana langkah (kaki) tertumbuk,
di sana tumit di kisar
Di mana asap mengepul,
di sana puntung terbakar
Di mana burung hinggap,
di sana ranting berkuak
Di mana ayam bertelur,
di sana kotek terdengar
Di mana sampan pecah,
di sana hiu kenyang
Di mana madu tumpah,
di sana semut merubung
Cerdik elok:
cerdik mengajar
cerdik penyambung lidah
cerdik pandai
cerdik bijak
cerdik tak menjual
cerdik tak membodohi
cerdik tak menyalahi
cerdik berisi
cerdik berilmu
cerdik berakal
cerdik berguna
cerdik berfaham
cerdik tunak
cerdik merendah
Cerdik buruk:
cerdik m enjual
cerdik membodohi
cerdik menyalah
cerdik buruk
cerdik bersecerdik
cerdik mengena
cerdik melesikan
cerdik busuk
Cerdik membuang kawan,
gemuk membuang lemak
Cakap berlecoh, berak di kain
Cakap melenting, terpelanting
Cakap pedas, terhempas
Cakap kasar, terlempar
Cakap menyalah, terlapah
Cakap merempai, terkulai
Cakap menyilang, terkilang
Cakap melintang, terbuntang
Cakap jangan diberi lalu, langkah jangan diberi tanah
Cakap terlangsung, langkah terdorong
Cabik seliang tak kan membunuh
Calar sejagat tak kan melarat
Cinta membawa nista
Celaka hidup tak berakal, celaka membelakangi kiblat
Celaka rumah tak bertunggu
Celaka jerat lapuk
Celaka lukah tak berinjab
Celaka kail tak berumpan
Celaka badan tak berkain
Celaka dapur tak berasap
Celaka periuk tak berjerang
Celaka tungku tak berapi
Celaka senjata tak membela
Celaka hati beku
Celaka akal buntu
Celaka nama terhina
Cakap elok:
cakap bersetinah (bertertib)
cakap berisi
cakap berfaedah (berguna)
cakap kaji
cakap tua
cakap adat
cakap bertentu
cakap bertempat
cakap berhalus
cakap merendah
cakap berusai
cakap bermakna
cakap berakal
Cakap buruk:
cakap terbuang
cakap menyalah
cakap menyanyah
cakap mengada-ada
cakap dibuat-buat
cakap yang tidak-tidak
cakap kasar
cakap menengking
cakap bersedulu
cakap berebut cakap
cakap meninggi
cakap kosong (tak berisi)
cakap kotor (busuk)
cakap tak berotak
cakap tak berhati perut
cakap tak semenggah (tak senonoh)
cakap mencarut
cakap besar
cakap angin
cakap fitnah
cakap tak berkhasiat
cakap merempai
cakap budak-budak
cakap gilo
cakap mengapikan (membakar, memanaskan)
cakap juli janah
cakap tak berpokok (tak menentu)
cakap asal bercakap
Celaka kaki goyah
Celaka tangan patah
Celaka mata buta
Celaka telinga pekak
Celaka hidup tumpat
Celaka mulut bisu
Celaka anak durhaka
Celaka betina meranda (tak berlaki)
Celaka jantan bercawat ekor
Celaka perut hampa
Celaka parang (pisau, senjata) majal
Celaka ladang semak
Cakap meninggi, budinya rendah
Cakap lepas hati puas
Cemburu kepada ilmu, iri kepada budi
Cakap berapi, tiba lawan lari
Cakap berapi, jumpa judu menepi
Cakap menengking, jumpa lawan terkencing
Cakap melangit-langit, jumpa lawan terkincit
Condong hati pada yang baik,
condong akal pada yang benar
condong langkah pada yang lurus (rat)
condong telinga pada yang merdu
condong mata pada yang elok
condong selera pada yang sedap
cermin tak dapat dibohongi
Celaka telur tembelang
Cepat merensing, cepat kena pegasing
Cerdik jangan digudak-gadik, pandai jangan dibagai-bagai
Cepat merensing, cepat terguling
Cakap berbalas cakap
Cakap berbalas, hutang bertimbang
Cakap lah sampai ke batas, kaki bara hendak melangkah
Cakap berapi, kerja tak menjadi
Cakap berlunak, jalan bertunak
Cakap merendah, duduk menepi
Cakap meninggi, duduk menengah
Contoh tak menyalah, tiru tak melarat