Title
Adat bermamak, tahan simak
adat berpenghulu tahan malu
adat berpenghulu tahan malu
Subject
Ungkapan
Creator
Tenas Effendy
Source
Ungkapan Tradisional Melayu-Riau (I)
Identifier
24664
Text
Adat nikah tahan sesah,
adat kawin tahan lenjin
Adat berumah tamah,
adat berbanjar sabar
Tinggi angan, tak terjangkau oleh tangan
Angan sepanjang tangan,
agak sepanjang akal
Banyak agak, tak beragak
banyak kira, tak berkira
Panjangkan tangan, pendekkan angan
Ucap lurus, cakap benar
Adat muda banyak pintaknya,
adat tua banyak pantangnya
Adat beranak tak kering kain
Adat berkawan tahan lendan
adat bersahabat tahan hembat
Adat berunding tahan banding,
adat mufakat tahan ungkat
Adat merantau tahan kucau,
adat berdagang tahan mengagang
Adat berguru tahan palu,
adat mengaji tahan baji
Adat bermamak, tahan simak
adat berpenghulu tahan malu
Ibu dua bapak pun dua
Pergi jangan menunggu suruh,
datang jangan menanti himbau (jemput)
Mencencang sekali putus,
bercakap sekali sudah
berunding sekali usai
Diikat bertali panjang,
di kurung beri gelanggang
Yang menjunjung, kepala
yang berbeban, bahu
yang dipijak, telapak
yang kenyang, perut
Tangan kanan yang mengekas,
tangan kiri yang memakai
Pasak lalu, pahat tertumbuk
Angan lalu, akal tertinggal
Agak lalu, akal tak sampai
Agak banyak, akal tak sangkil
Elok dalam agak, sabit dalam akal
Angan tinggi, tangan tak sampai
Banyak angan, tak cukup tangan
Terkalang di mata,
terkesat di hati
bagai duri dalam daging
yang terasa-rasa jua
Yang elok digilap,
yang buruk digosok
Ucap sampai, pintak kabul
Durian jatuh diciumi,
anak jatuh dipukuli
Memberi dengan takut,
memintak dengan lembut
Memberi tidak menanti pintak
memulangkan tidak menanti tunggu
yang tampak (terdengar0 didiamkan,
yang tampak (terdengar0 didiamkan,
yang tak tampak dibunyikan (disebutkan)
yang tak tampak dibunyikan (disebutkan)
adat kawin tahan lenjin
Adat berumah tamah,
adat berbanjar sabar
Tinggi angan, tak terjangkau oleh tangan
Angan sepanjang tangan,
agak sepanjang akal
Banyak agak, tak beragak
banyak kira, tak berkira
Panjangkan tangan, pendekkan angan
Ucap lurus, cakap benar
Adat muda banyak pintaknya,
adat tua banyak pantangnya
Adat beranak tak kering kain
Adat berkawan tahan lendan
adat bersahabat tahan hembat
Adat berunding tahan banding,
adat mufakat tahan ungkat
Adat merantau tahan kucau,
adat berdagang tahan mengagang
Adat berguru tahan palu,
adat mengaji tahan baji
Adat bermamak, tahan simak
adat berpenghulu tahan malu
Ibu dua bapak pun dua
Pergi jangan menunggu suruh,
datang jangan menanti himbau (jemput)
Mencencang sekali putus,
bercakap sekali sudah
berunding sekali usai
Diikat bertali panjang,
di kurung beri gelanggang
Yang menjunjung, kepala
yang berbeban, bahu
yang dipijak, telapak
yang kenyang, perut
Tangan kanan yang mengekas,
tangan kiri yang memakai
Pasak lalu, pahat tertumbuk
Angan lalu, akal tertinggal
Agak lalu, akal tak sampai
Agak banyak, akal tak sangkil
Elok dalam agak, sabit dalam akal
Angan tinggi, tangan tak sampai
Banyak angan, tak cukup tangan
Terkalang di mata,
terkesat di hati
bagai duri dalam daging
yang terasa-rasa jua
Yang elok digilap,
yang buruk digosok
Ucap sampai, pintak kabul
Durian jatuh diciumi,
anak jatuh dipukuli
Memberi dengan takut,
memintak dengan lembut
Memberi tidak menanti pintak
memulangkan tidak menanti tunggu
yang tampak (terdengar0 didiamkan,
yang tampak (terdengar0 didiamkan,
yang tak tampak dibunyikan (disebutkan)
yang tak tampak dibunyikan (disebutkan)