Adat bunga kayu,
adat pokok kayu (takuk kayu)
adat bunga tanah
adat tanam batu

Title

Adat bunga kayu,
adat pokok kayu (takuk kayu)
adat bunga tanah
adat tanam batu

Subject

Ungkapan

Creator

Tenas Effendy

Source

Kumpulan ungkapan Melayu Riau 1

Identifier

12041

Text

Binatang diikat dengan tali,
orang diikat dengan janji

Burung ada sarangnya,
orang ada rumahnya

Berburu tak beranjing,
berjalan (dirimba) tak berintis

Biar buruk asal elok, dapat dipakai,
walau elok tapi buruk, tak ada gunanya (dibuang)

Bilang ada pembilangnya,
kaji ada pengujinya

Binatang dipegang pada talinya,
orang dipegang pada janjinya

Banyak dedak banyak antahnya,
banyak budak banyak keletahnya

Banyak dedak banyak sekamnya,
banyak budak banyak ragamnya

Banyak tandak banyak lagunya,
banyak budak banyak maunya

Banyak tandak banyak hentaknya,
banyak budak banyak pintaknya

Banyak tandak banyak langkahnya,
banyak budak banyak tingkahnya

Banyak tandak banyak gendangnya,
banyak budak banyak hutangnya

Buah punak dari seberang,
tuah anak menjadi orang

Buah punak lebat dahannya,
tuah anak kuat imannya

Banyak anak banyak gunanya,
banyak mulut yang disuapkan
banyak hutang yang ditanggungkan
banyak fitnah yang dirasakan
banyak fitnah yang dirasakan

Banyak anak banyak perangai,
banyak kerja yang terbengkalai
banyak hutang yang tak selesai
banyak amanah yang tak sampai

Banyak anak banyak gunanya,
banyak bala yang dibawanya
banyak cela yang menantinya
banyak fitnah yang menunggunya

Banyak anak banyak kabelannya
banyak fiil kan menyalah
banyak malu kan dirasa
banyak seteru kan bersua

Buta mata tidakkan leta
buta hati rusaklah budi

Banyak badak banyak culanya,
banyak budak banyak celanya

Banyak badak banyak kulitnya,
banyak budak banyak sulitnya

Banyak badak banyak kubangnya,
banyak budak banyak lubangnya

Banyak onak banyak kaitnya,
banyak anak banyak pahitnya

Banyak semak banyak resamnya,
banyak anak banyak ragamnya

Batang punak di ujung permatang,
orang beranak dikandung hutang

Banyak onak ditengah bakal,
banyak anak rumah terjual

Buah punak dimakan tupai,
karena anak badan tergadai

Buah punak dimakan burung,
karena anak badan terkurung

banyak ternak banyak rebannya,
banyak anak banyak bebannya

Banyak batang perkara batang,
batang punak dibuat peti
banyak hutang perkara hutang
hutang anak membawa mati

Banyak rotan perkara rotan,
rotan pandak dibuat bakul
banyak beban perkara beban
beban beranak berat dipikul

Banyaklah rotan dibuat bakul,
rotan pandak dikerat-kerat
banyaklah beban dapat dipikul
beban beranak teramat berat

Banyak pasak banyak pakunya,
banyak anak banyak lakunya

Banyak tepak banyak sirihnya,
banyak anak banyak pilihnya

Banyak samak banyak kulitnya,
banyak anak banyak penyakitnya

Banyak onak banyak rotannya,
banyak anak banyak bebannya

Banyak pasak banyak lubangnya,
banyak anak banyak bimbangnya

Banyak hentak sakit kaki,
banyak anak sakit hati

Buah punak dimakan pelanduk
karena anak badan teruk

Banyak onak jalan lati,
banyak anak makan hati

Banyak retak banyak sumbingnya,
banyak anak banyak rundingnya
(banyak anak banyak rungsingnya)

Batang punak tumbang ke tunggul,
datang anak hutang pun timbul

Buah punak masaknya hitam,
karena anak tak tidur malam

Batang punak di tengah permatang,
datang anak fitnah pun datang

Banyak bertanak banyak nasinya,
banyak anak banyak kali-kalinya

Banyak bertanak banyak gulainya,
banyak anak banyak perangainya

besar belat besar pukatnya,
besar helat besar adatnya

Besar tingkap besar ambangnya,
besar cakap besar sumbangnya

Besar selera besar sabutnya,
besar selera besar perutnya

Besar sumbu besar apinya

Besar ketam besar tatalnya,
besar pahat besar lubangnya

Besar pengarih dari periuk,
besar sudu dari mangkuk

Banyak semak banyak durinya,
banyak tamak banyak ruginya

Besar lentera besar sumbunya,
besar selera besar malunya

Besar luka besar parutnya

Banyak semak banyak onaknya,
banyak anak banyak kemaknya

Banyak semak banayk terentang,
banyak anak banyak hutang

Banyak lemak banyak santannya,
banyak anak banyak kebelannya

Binasa parang karena karatnya,
binasa orang karena sifatnya

Besar kaki disebut untut
besar telur disebut burut
besar leher disebut beguk
besar perut disebut busung
besar kepala disebut sombong

Besar batang karena kayunya
besar orang karena ilmunya

Besar laut besar ombaknya,
besar mulut besar bengaknya

Batang hidup banyak dahannya,
orang hidup banyak kebelannya

Besar kayu besar bahannya,
besar malu besar padannya

Besar nyiur besar tempurungnya,
besar tekebur besar tumbungnya

Besar kacip besar pinangnya,
besar aib besar tunangnya

Besar perahu besar layarnya,
besar malu besar bayarnya

Besar perahu besar tiangnya,
besar malu besar hutangnya

Besar karut, besar burutnya

Besar mulut, besar kalutnya

Berat tulang, ringan perut

Berat tulang, berat hutang

Berat mulut, hanyut

Berat langkah, tak kan menakah

Berat hati, berat kaki

Berani pada tempatnya
takut pada adatnya

Bertanam buah hidup bertuah,
bertanam budi hidup tak mati

Biji ditanam menjadi buah,
budi ditanam menjadi tuah

Bertanam tebu ada gulanya,
bertanam malu ada pahalanya

Bertanam keladi tampak isinya,
bertanam budi tampak artinya

Bijak menepis mata pedang,
bijak membuka simpul mati

Berumah tidak berpintu (berdinding)
berperiuk tidak bertudung

Berlapang dalam sempit,
bermanis dalam pahit

Bijak mulut pada lidah
bijak akal pada karenah

Bijak menyelesaikan rantai kusut,
bijak menjernihkan tepian keruh
bijak menghapus arang di kening
bijak menebus hutang baris
bijak meniti mata keris

Bagai kuku dengan daging,
bagai aur dengan tebing
bagai kuah dengan isi
bagai mata putih dengan mata hitam

Banyak sama berlebih,
sedikit sama diraih

Biar mati anak jangan mati adat

Buruk kain dapat dipakai,
buruk laku menjadi bangkai

Berlalai-lalai terbengkalai,
bergulut-gulut, sempot

besar cakap, besar pedakanya

Besar bual, besar sialnya

Besar kepala, besar balanya

Api tak meminta panas

Ajal tidak memandang bangsa,
mumbang jatuh kelapa jatuh
kuntum layu, bunga pun layu
tak terhempang oleh pedang
tak tertahan oleh harta
tak terhalang oleh kuasa

Adat hidup berteruk-teruk

Ayam mati ditimpa antan

Akal kancil
akal budak
akal busuk
akal cerdik
akal buruk
akal mengena
akal bengkok
akal lurus
akal betul
akal saudagar
akal orang tua

Banyak anak banyak rezeki,
banyak hutang yang dibawanya
banyak fitnah kan menimpa

Bersambung hendak panjang,
bertampun hendak lebar

Bertelur sama mengeram,
mengais sama menginyam

Bergantung pada nan Satu,
bernaung pada nan Esa
berpulang pada nan Tunggal

Berlabuh pada yang tenang,
berhenti pada yang teduh
bersandar pada yang kokoh
duduk pada yang rata

Berani pada benar,
takut pada salah
mati pada janji
celaka (binasa) pada budi
melarat pada minat

Berani atas hak,
kuat atas patut

Bijak menyimak kicau murai
bijak menjaring angin lalu
bijak menangkap kerling orang

Adat lama pusaka usang
nan terconteng di lawang
nan tersurat di kertas
nan tergambar dalam buku

Ayam putih asik kan ambai ekornya,
kurau asik kan elok bulunya (bintiknya)
puteri asik kan subangnya (anting-anting)

Air pasang ada ketikanya

Adat (sifat) jadi raja:
satu: jaga
dua: ingat
tiga: lapang alamnya
empat: umpama langit
lima: umpama bumi
enam: tiada lalai
tujuh: sika dalam pakaian

Adat bunga kayu,
adat pokok kayu (takuk kayu)
adat bunga tanah
adat tanam batu

Adat takuk kayu:
adat membuat peladangan
adat membuka hutan tanah
ada tanda dengan batasnya
ada kayu campak kait
ada galang dengan takuknya

Adat bunga kayu:
adat mengambil hasil hutan
entah berdamar bergaharu
entah berotan mencari kayu

Adat bunga tanah:
adat mengambil hasil bumi
entah digali entah ditambang
ada juga undang adatnya

Adat tanam batu:
adat mencangkul meluku tanah
membuat kebun (sawah) atau ladang
ada tanda dan batasnya
ada batu nan ditanam
ada gelang nan dipendam
itu disebut adat tanam batu

Air sungai tumpahnya ke laut juga

Adat layak pusaka layak
adat luhak pusaka luhak
berlain-lain pemakaiannya