Title
adat duduk bermusyawarah:
duduk sama rendah
tegak sama tingginya
duduk sama rendah
tegak sama tingginya
Subject
Ungkapan
Creator
Tenas Effendy
Source
Tunjuk Ajar Melayu
Identifier
2067
Text
rusak mufakat tidak sepakat
rusak musyawarah tidak seiya
rusak runding tidak seiring
rusak musyawarat tidak seniat
mufakat usai gelak berderai
kata putus sengketa hapus
cakap habis dendam terkikis
lidah senyap celaka lesap
yang dipantangkan dalam musyawarah:
pertama, duduk bertinggi rendah
kedua, berkata bercabang lidah
ketiga, berniat pada yang salah
keempat, berbuat tidak semenggah
kelima, bersikeras patah mematah
keenam, bertengkar bantah membantah
ketujuh, menegakkan benang basah
delapan, degil tidak mau mengalah
sembilan, berkilah mengada-ada
sepuluh, berkuasa paksa memaksa
sebelas, bertaring kerkah mengerkah
dua belas, berkuku mencakar mangsa
tiga belas, cerdik menjual saudara
empat belas, berani semena-mena
lima belas, dituakan membuat olah
enam belas, ditinggikan timpa menimpa
tujuh belas, dibesarkan landa melanda
delapan belas, duduk di tepi bersedengki
sembilan belas, duduk di tengah salah menyalah
dua pulu, disuruh bercakap terakap-akap
dua puluh satu, kata putus rentus merentus
dua puluh dua, mufakat usai tumbuh telingkai
dua puluh tiga, putus mufakat umpat mengumpat
dua puluh empat, habis mufakat berdendam kesumat
dua puluh lima, habis merunding tunding merunding
dua puluh enam, habis musyawarah berpecah belah
dua puluh tujuh, angguk tidak geleng ya
dua puluh delapan, terlanjur tidak mengaku salah
dua puluh sembilan, bercakap tidak mau dibantah
tiga puluh, berunding tidak mau disanggah
tiga puluh satu, aib tersingkap malu terdedah
tiga puluh dua, lupa kepada petuah amanah
bila berlebih ambil mengambil
bila kurang isi mengisi
bila sesat ingat mengingat
bila terlanjur tegur menegur
bila terlupa jaga menjaga
bila terdorong kungkung mengungkung
bila berat angkat mengangkat
bila bertingkai ungkai mengungkai
bila bertengkar sabar menyabar
putus mufakat karena sepakat
putus kata karena seiya
putus runding karena seiring
berkata jangan dipatah
bercakap jangan dipekap
melenggang jangan dipalang
melangkah jangan dipangkah
pendapat jangan disumbat
adat duduk bermusyawarah:
duduk sama rendah
tegak sama tingginya
yang tua dituakan
yang raja dirajakan
yang penghulu dielukan
yang dibilang dibilangkan
yang ulama diumpamakan
yang cerdik dikemukakan
yang pandai diketengahkan
yang bijak dimuliakan
yang arif didahulukan
yang muda diikutkan
yang kusut diselesaikan
yang keruh dijernihkan
yang bengkok diluruskan
yang renggang dirapatkan
yang retak dibetulkan
yang sumbing dibaikkan
yang buruk diperelok
yang layak sama disimak
yang sesuai sama dipakai
yang menyalah sama disanggah
yang menyesat sama dikerat
yang menyimpang sama dibuang
yang hutang sama disandang
yang beban sama ditahan
yang adil ditegakkan
yang benar didirikan
yang lurus didahulukan
yang baik dikemukakan
yang elok diketengahkan
yang patut diikutkan
bebal tidak ditinggal
bebal diberi akal
pandir tidak disindir
pandir diberi fikir
diam tidak dirajam
diam diberi faham
bodoh tidak di cemooh
bodoh diberi suluh
tegak tidak diasak
tegak diberi berpaling
duduk tidak dipuruk
duduk diberi berkisar
melangkah tidak lapah
melangkah diberi bertanah
melenggang tidak dihempang
melenggang diberi berlapang
berduit tidak menghimpit
berharga tidak mengata
berpangkat tidak menghembat
berpengaruh tidak menokoh
berkata tidak mengulum lidah
berkata diberi gelanggang lidah
cerdik tidak menjual
pandai tidak menggulai
kuat tidak mengikat
berani tidak melesi
kuasa tidak memaksa
kaya tidak menghina
bertaring tidak menggiling
berkuku tidak memalu
adat musyawarah dalam mufakat:
tidak menyalah pada agama
tidak merusak pada syarak
tidak menyesat dari adat
tidak menyimpang dari undang
tidak mencedera pada lembaga
tidak mencacat pada amanat
tidak melanggar tunjuk dan ajar
tidak menyanggah petuah amanah
tidak menyeman kepada iman
tidak mengadu keras lidah
tidak memandang keras tulang
tidak memuji karena tinggi
tidak menjilat karena kuat
tidak mengampu karena berilmu
rusak musyawarah tidak seiya
rusak runding tidak seiring
rusak musyawarat tidak seniat
mufakat usai gelak berderai
kata putus sengketa hapus
cakap habis dendam terkikis
lidah senyap celaka lesap
yang dipantangkan dalam musyawarah:
pertama, duduk bertinggi rendah
kedua, berkata bercabang lidah
ketiga, berniat pada yang salah
keempat, berbuat tidak semenggah
kelima, bersikeras patah mematah
keenam, bertengkar bantah membantah
ketujuh, menegakkan benang basah
delapan, degil tidak mau mengalah
sembilan, berkilah mengada-ada
sepuluh, berkuasa paksa memaksa
sebelas, bertaring kerkah mengerkah
dua belas, berkuku mencakar mangsa
tiga belas, cerdik menjual saudara
empat belas, berani semena-mena
lima belas, dituakan membuat olah
enam belas, ditinggikan timpa menimpa
tujuh belas, dibesarkan landa melanda
delapan belas, duduk di tepi bersedengki
sembilan belas, duduk di tengah salah menyalah
dua pulu, disuruh bercakap terakap-akap
dua puluh satu, kata putus rentus merentus
dua puluh dua, mufakat usai tumbuh telingkai
dua puluh tiga, putus mufakat umpat mengumpat
dua puluh empat, habis mufakat berdendam kesumat
dua puluh lima, habis merunding tunding merunding
dua puluh enam, habis musyawarah berpecah belah
dua puluh tujuh, angguk tidak geleng ya
dua puluh delapan, terlanjur tidak mengaku salah
dua puluh sembilan, bercakap tidak mau dibantah
tiga puluh, berunding tidak mau disanggah
tiga puluh satu, aib tersingkap malu terdedah
tiga puluh dua, lupa kepada petuah amanah
bila berlebih ambil mengambil
bila kurang isi mengisi
bila sesat ingat mengingat
bila terlanjur tegur menegur
bila terlupa jaga menjaga
bila terdorong kungkung mengungkung
bila berat angkat mengangkat
bila bertingkai ungkai mengungkai
bila bertengkar sabar menyabar
putus mufakat karena sepakat
putus kata karena seiya
putus runding karena seiring
berkata jangan dipatah
bercakap jangan dipekap
melenggang jangan dipalang
melangkah jangan dipangkah
pendapat jangan disumbat
adat duduk bermusyawarah:
duduk sama rendah
tegak sama tingginya
yang tua dituakan
yang raja dirajakan
yang penghulu dielukan
yang dibilang dibilangkan
yang ulama diumpamakan
yang cerdik dikemukakan
yang pandai diketengahkan
yang bijak dimuliakan
yang arif didahulukan
yang muda diikutkan
yang kusut diselesaikan
yang keruh dijernihkan
yang bengkok diluruskan
yang renggang dirapatkan
yang retak dibetulkan
yang sumbing dibaikkan
yang buruk diperelok
yang layak sama disimak
yang sesuai sama dipakai
yang menyalah sama disanggah
yang menyesat sama dikerat
yang menyimpang sama dibuang
yang hutang sama disandang
yang beban sama ditahan
yang adil ditegakkan
yang benar didirikan
yang lurus didahulukan
yang baik dikemukakan
yang elok diketengahkan
yang patut diikutkan
bebal tidak ditinggal
bebal diberi akal
pandir tidak disindir
pandir diberi fikir
diam tidak dirajam
diam diberi faham
bodoh tidak di cemooh
bodoh diberi suluh
tegak tidak diasak
tegak diberi berpaling
duduk tidak dipuruk
duduk diberi berkisar
melangkah tidak lapah
melangkah diberi bertanah
melenggang tidak dihempang
melenggang diberi berlapang
berduit tidak menghimpit
berharga tidak mengata
berpangkat tidak menghembat
berpengaruh tidak menokoh
berkata tidak mengulum lidah
berkata diberi gelanggang lidah
cerdik tidak menjual
pandai tidak menggulai
kuat tidak mengikat
berani tidak melesi
kuasa tidak memaksa
kaya tidak menghina
bertaring tidak menggiling
berkuku tidak memalu
adat musyawarah dalam mufakat:
tidak menyalah pada agama
tidak merusak pada syarak
tidak menyesat dari adat
tidak menyimpang dari undang
tidak mencedera pada lembaga
tidak mencacat pada amanat
tidak melanggar tunjuk dan ajar
tidak menyanggah petuah amanah
tidak menyeman kepada iman
tidak mengadu keras lidah
tidak memandang keras tulang
tidak memuji karena tinggi
tidak menjilat karena kuat
tidak mengampu karena berilmu