adat menunggu sepanjang buat
adat memegang sepanjang janji
adat taat sepanjang hayat
adat setia sampai kan mati

Title

adat menunggu sepanjang buat
adat memegang sepanjang janji
adat taat sepanjang hayat
adat setia sampai kan mati

Subject

Petua

Creator

Tenas Effendy

Source

Tunjuk Ajar Melayu

Identifier

3715

Text

untung sabut engkau kan timbul
untung batu engkau tenggelam
badan bertuah doa terkabul
badan celaka perahu karam

wahai ananda usailah petuah,
habis pula amanah hamba
kepada dirimu semua tercurah
nasibmu kuserahkan kepada Allah
yang manusia banyak gunanya
yang buta peniup lesung
yang pekak pemasang meriam
yang lumpuh penunggu jemuran
yang tua renta penunggu rumah
yang bodoh dapat disuruh
yang bebal dapat diajar

di dalam kurang ada lebihnya
di dalam lebih ada kurangnya

wahai ananda peganglah petuah,
kalau hendak menjadi orang
petuah amanah wajib kau pegang
sesama makhluk tenggang menenggang
yang manusia banyak ragamnya
banyak pula kurang lebihnya

nama baik menjadi sebutan
budi baik menjadi kenangan
amalan baik jadi ikutan
ilmu yang baik jadi anutan
perangai baik jadi teladan

mati belalang meninggalkan keting
mati semut meninggalkan sarang
mati gajah meninggalkan gading
mati harimau meninggalkan belang
mati manusia meninggalkan nama

adat hidup meninggalkan pusaka,
meninggalkan adat dengan lembaga
meninggalkan ico dengan pakaian
meninggalkan contoh dengan teladan
meninggalkan amal serta kebaikan

yang tahu menyentak naik,
meninggalkan buku dengan ruasnya
yang manusia menyentak turun,
meninggalkan pusaka dengan budinya

adat hidup menempuh mati
adat muda menempuh tua
adat tebing lembak-lembakan
adat pulau karam-karaman
adat laut berpasang surut

tahu adat sebenar adat
tahu adat yang diadatkan
tahu adat yang teradat

kalau menjadi tua orang,
adat tahu lembaga terang
adat terdiri lembaga terentang

rantau diturut dengan undang
tebing ditingkat dengan lembaga
laut dihuni dengan pusaka
rimba dikepung dengan adat

yang kusut diselesaikan
yang keruh dijernihkan
yang berbongkah ditarah
yang kesat diampelas
yang bengkok diluruskan
yang menyalah dibetulkan
yang tertidur dijagakan
yang terlupa diingatkan
yang hilang disawang
yang sesat diunut
yang karam diselami

kalau sudah dituakan orang,
bagaikan teluk timbunan kapar
bagaikan tanjung pumpunan angin
bagaikan tebing tumpuan ombak

kalau sudah dituakan orang,
pantang bercakap lidah bercabang
pantang berkata mengandung dusta
pantang berbual membawa bebal
pantang berfikir membawa pandir
pantang duduk membilang lantai
pantang tegak membilang kasau

adat besandar pada yang kuat
adat berguru pada yang tahu
adat meminta pada yang ada
adat mencontoh pada yang senonoh
adat duduk pada yang elok
adat tegak pada yang layak
adat berjalan pada pedoman
adat mufakat mencari sepakat
adat musyawarah menegakkan tuah
adat bercakap menurut adab
adat berpetuah menurut sunnah
adat makan sehingga tertelan
adat berlabuh pada yang tenang
adat berhenti pada yang teduh

sedikit sama berpalit
banyak sama berketinjak
sempit sama berhimpit
lapang sama berlegar
susah sama gelabah
senang sama melenggang
ke laut sama hanyut
ke darat sama sesat

kalau engkau menjadi penghulu,
elok-elok memegang hulu
penghulu jangan membuang bijak
tukang jangan membuang bahan
kacang jangan membuang kulit
muda jangan membuang umur
tua jangan membuang tuah

adat menjadi orang tua,
banyak menolong menenggang rasa
bila mendapat sama berlaba
bila hilang sama merugi
hati gajah sama dilapah
hati kuman sama dicecah

makan jangan menghabiskan
minum jangan mengeringkan
sumbing jangan meluakkan
retak jangan memecahkan
menebas jangan merusakkan
menebas jangan membinasakan

waris diterima jangan habis
pusaka diambil jangan punah

bercakap lurus berkata benar
pepat di luar pepat di dalam
putih di luar putih di dalam
manis di luar manis di dalam
lidah disimpai dengan adat
hati disimpai dengan syarak

kasih jangan pilih memilih
sayang jangan pandang memandang

kalau menimbang sama beratnya
kalau menyukat sama pepasnya
kalau menakar sama sukatnya
kalau mengukur sama panjangnya

kalau menghukum lurus dan benar
hukum tegak pada adilnya

kalau untung badan bertuah
engkau menjadi tua orang

terlanggar pantang hidup terbuang
tersalah adat hidup melarat
tersalah lembaga hidup binasa
tersalah janji hidup terkeji
tersalah sumpah dimakan sumpah

salah ambil engkau pulangkan
salah makan engkau luahkan
salah pandang engkau palingkan
salah dengar engkau diamkan

salah duduk badan terpuruk
salah tegak badan tercampak
salah lidah aib terdedah
salah pakai malu terburai
salah sapa teballah muka
salah tegur kepala berlumpur
salah telan badanmu bentan
salah letak bebalmu nampak
salah pasang marwah terbuang

adat menunggu sepanjang buat
adat memegang sepanjang janji
adat taat sepanjang hayat
adat setia sampai kan mati

duduklah engkau dalam petuah
tegaklah engkau dalam amanah
berdiri lurus bagaikan damak
duduk petuah bagaikan baruh
kalau adat sudah diisi
kalau lembaga sudah dituang
takkan disebut diperbualkan orang
tak diasal diusul orang
takkan kening dicoreng orang

kalau memegang amanat orang,
amanat jangan dilupakan
amanah jangan didiamkan
wakil jangan ditinggalkan
pesan jangan dilalaikan
nasehat jangan dilecehkan
petunjuk jangan diabaikan

yang adat diisi juga
yang lembaga dituang juga
yang hukum ditimbang juga

adat hidup di negeri orang:
adat diisi lembaga dituang
kalau tidak penuh ke atas
penuh ke bawah tidak mengapa

tak ada duit berupa duit
tak ada emas berupa emas
tak berkayu jenjang ditakik
tak beremas gelang dilurut

jangan pergi melepat
pulangnya melempeng

adat hidup pergi merantau,
perginya bertabur urai
pulangnya bertabur emas
bertabur dengan ilmu pengetahuan
bertabur dengan tunjuk ajaran

di mana meminjam di sana dipulangkan
di mana menjemput di sana diantarkan

terlanjur kaki surut kembali
terlanjur lidah pantang dijilat

jangan sampai terlanjur cakap,
terlanjur cakap badan mengidap

jangan sampai terlanjur langkah,
terlanjur langkah aib terdedah

sakit ditanggung, pedih ditampung
tak berjangat reraslah tulang
tak beremas bungkal diasah
tak berotan akar pun jadi
biar berlurut cincin di jari
asalkan dapat membalas budi

adat hidup di rantau orang,
kalau berjalan sampai-sampai
kalau bercakap berusai-usai
kalau menebas lati-lati
kalau menebang sama tinggi

kalau termakan budi orang,
jangan engkau berbalik belakang
budi dimakan menjadi hutang
hutang tak lepas diganti emas
hutang tak habis diganti duit
hutang budi dibayar budi

hutang budi dibawa mati,
beban tak lepas seumur hidup

kalau sudah termakan budi,
bila berkata tergigit lidah
bila berdebat mulut tersekat

janganlah banyak termakan budi,
termakan budi hutangnya mati

banyak berjalan banyak teladan,
banyak teladan banyak pilihan

banyak berjalan banyak bersua,
banyak bersua berisi dada

banyak berjalan banyak sahabat,
banyak sahabat banyaklah berkat

banyak berjalan banyaklah tahu,
banyak tahu bertambah ilmu

banyak berjalan banyak didengar,
banyak didengar manfaatnya besar

banyak berjalan terbuka mata,
mata terbuka jauh-jauh pandangnya

banyak berjalan banyak dilihat,
banyak dilihat banyak manfaat

banyak berjalan banyak dirasa,
banyak dirasa banyak faedah

wahai ananda dengarlah petuah,
selama anak di rantau orang
masa jangan dibuang-buang
daripada tidur eloklah jaga
kalau bersahabat berapat-rapat
tetapi jangan terlalu rapat
terlalu rapat jadi mudarat

kalau berkawan berbaik-baik
tetapi jangan terlalu baik
terlalu baik sayang terbalik

kalau makan berhemat-hemat
tetapi jangan berhemat sangat
nanti badan tinggal tulang

kalau duduk di tepi-tepi
tetapi jangan ke tepi sangat
nanti tercampak ke dalam pelimbah

kalau mandi di hilir-hilir
tetapi jangan ke hilir sangat
nanti hanyut ditelan ombak

kalau bercakap di bawah-bawah
tetapi jangan ke bawah sangat
nanti mati dipijak gajah

carilah adat dengan lembaga
cari ico pakaian orang
cari petuah dengan amanah
cari nasehat dengan amanat
adat hidup di rantau orang:
jangan dibawa sifat ayam jantan
ayam jantan banyak musuhnya
pakailah sifat ayam betina
ayam betina mencari saudara

pandai-pandai meniru teladan
rajin bertanya pada yang tua
rajin berguru pada yang tahu
rajin mengaji pada yang berisi
rajin menyimak pada yang layak
rajin mengikut pada yang patut
rajin duduk pada yang elok
rajin tegak pada yang layak

harta orang hendaklah jaga
milik orang engkau pelihara
kepercayaan jangan disia-sia
aib dan malu jangan dibuka
bercakap dengan berbuka-buka
berbual menurut apa adanya

kalau jauh mula nampak
kalau dekat mula bersua
kalau bulat segoleknya
kalau pipih selayangnya
kalau menyuruh sekali pergi
kalau menghimbau sekali tiba

wahai ananda dengarlah amanah,
di negeri orang elokkan tingkah
jangan meraja-raja di rantau raja
jangan menghulu-hulu di rantau penghulu
jagan mengorang-orang di rantau orang
jangan memandai-mandai ke orang ramai
jangan mengada-ada ke orang tua

ketiga si bungsu kakak yang tua
biar sepuluh adik beradik
si bungsu juga yang jadi orang
budi mulia laku terbilang
menolong tidak mengira tulang
bekerja tidak menunggu petang
taatnya tidak dapat disilang
adat tahu pusaka pun terang

apalah sifat kawan sejati:
pertama si miskin banyak beremas
biar pun hidup miskin dan papa
mulut manis cakapnya lemak
budi halus kasihnya banyak
dada lapang akal pun bijak
membela kawan menahan asak

kedua si tunggal banyak bersanak
muka manis lidah pun lunak
banyak memberi pantang memintak
yang tua ia hormati
yang muda ia kasihi
yang sebaya ia sayangi
tidak berkira tulang dan urat
kepada kawan ianya taat

kalau ananda mencari kawan,
carilah kawan timbalan mati
budi elok dan lurus hati
tiada berhitung untung dan rugi

tunggal manah zaman berzaman
di situlah duduk tempat berguru
di situlah tegak tempat bertanya
di situlah diam menyauk tuah
di situlah tinggal menimba amanah

wahai ananda dengarlah manat,
kalau bergaul di rantau orang
carilah orang yang bijaksana
lautan akal landung bicara
kepungan di tengah negeri
tempat beramu panjang pendek
rimbun daun tempat berteduh
rindang dahan tempat bergantung
besar batang tempat berlindung
kuat akar tempat bersila

bila cerdik menyambung lidah
bila berani pelapis dada

bila mujur menjawat cari
bila malang menjawat hutang

kalau tertempuh tepian orang
dahulukan sampai kemudian tiba
esa batuk dua berdaham
takik kayu boleh ditengadah
gores tanah boleh ditengkudau

apalah adat berinduk semang:
kalau malang di anak semang
induk semang ketimpaan hutang

kalau rumah tidak berjantan,
masuk rumah engkau pantangkan
kalau singgah ada adatnya
sebelah kaki di tangga
sebelah lagi di bendul muka
jangan dilangkahi bendul yang ada

kalau berjalan di kampung orang
naik ke rumah janganlah lancang
hormati anak dan bini orang
hormati anak menantu orang
hormati adat istiadat orang

ke induk semang hendaklah taat
jangan malu meminta nasehat
dalam bekerja banyakkan ingat
jangan dikira ringan dan berat

di mana nasi dimakan,
di sana adatnya dimuliakan

apalah adat orang menumpang:
berkata jangan sebarang-barang
berbuat jangan main belakang
adat istiadat lembaga dituang
dalam bergaul tenggang menenggang

di mana badan berlabuh,
di sana adat dipatuh

di mana air disauk
di sana ranting dipatah

pakai olehmu adat merantau
di mana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung

91 kalau menurut petuah adat
banyaklah tempat boleh menempat
pertama, raja yang berdaulat
kedua, penghulu yang amanat
92 kalau menurut petuah adat
banyaklah tempat boleh menempat
pertama, raja yang berdaulat
kedua, penghulu yang amanat
ketiga, ulama yang beribadat
keempat, dubalang yang kuat
kelima, orang tua yang bersifat
keenam, orang muda yang taat
kalau sampai di negeri orang
cari olehmu tempat menumpang
atau tempat berinduk semang
supaya dapat duduk bertenang
kalau tegak engkau berlapang

kalau engkau berjalan jauh
tingkah lakumu hendaklah senonoh
jangan menangguk di air keruh
jangan mencari jalan bergaduh
jangan pula tuduh menuduh
sakit sempit jangan mengeluh
pada yang tenang engkau berlabuh
berhentimu cari tempat yang teduh

kalau niat lurus dan bulat
simpailah petuah amanat,
tajamkan mata dalam melihat
nyaringkan telingan mendengar amanat
sebelum engkau melangkah pergi
luruskan niat di dalam hati
kebaikan juga engkau cari
kepada Allah berserah diri

petuah amanah hamba sampaikan
melepaskan hutnag meringankan beban
supaya tidak jadi sesalan
mana yang elok engkau kerjakan
yang mengandung syarak dan sunnah
yang mengandung adat lembaga
ada undang dengan hukumnya
ada pula pantang larangnya

petuah amanah jadikan bekal
kemana pergi jangan kau tinggal
peganglah dengan hati yang pukal
supaya kelak tidak menyesal
apalah petuah amanah hamba
petuah amanah orang tua-tua
yang berketurunan jadi pusaka
yang dipakai nenek moyang kita
maka sebelum engkau melangkah
terimalah petuah dengan amanah
supaya tidak tersalah langkah
supaya tidak terlanjur lidah
banyak amanat belum kau dapat
banyak pengajar belum kau dengar
banyak petunjuk belum kau sauk
banyak kaji belum terisi

wahai anak dengarlah petuah:
kini dirimu lah besar panjang
umpama burung lah dapat terbang
umpama kayu sudah berbatang