Title
Akal melilit bagi akar
Subject
Ungkapan
Creator
Tenas Effendy
Source
Ungkapan Tradisional Melayu-Riau (V)
Identifier
28385
Text
Bagai rumbia dengan anaknya
Pondok berdinding pelepah rumbia
Makan dedak dan pais
Bagai bunga kertas
Bagai kuntum baru mekar
Bagai kuntum tak jadi
Bagai putik dengkel
Bagai putik kering
Bagai putik diranggas
Bagai putik lonyuk
Bagai putik tunggal
Bagai mentimun busuk
Bagai mentimun bungkuk
Masuk bakul ada dibilang tidak
Bagai cempedak bungkuk
Masuk ambung ada dibilang tidak
Orang yang makan nangka
Awak yang kena getahnya
Orang makan isi nangka
Awak kena getahnya
Bagai nangka lonyok
Bagai kulit nangka
Bagai anak rumbia
Tak kan dua kali pisang berbuah
Bagai anak pisang
Bagai meniti batang pisang
Bagai memancung batang pisang
Bagai pisang patah tengkuk
Bagai kiambang hanyut
Bagai bunga diisap kumbang
Bagai bunga harum semerbak
Bagai bunga kembang tak jadi
Bagai bunga kembang setaman
Bagai bunga kembang sekali
Bagai bunga jatuh ke pelimbahan
Bagai bunga tahi ayam
Sebesar melukut
Bagai pinang dibelah dua
Bagai sirih pulang ke gagang
Bagai pinang pulang ke tampuk
Bagai menelan pinang malam
Kepala sebesar buah pinang
Sekelat kelat pinang, ditelan juga
Bagai nyiur dicabuk tupai
Kelapa gugur, mumbang pun gugur
Tua kelapa semakin tua semakin berminyak
Tidur bertilam upih
Bagai anak pisang
Bagai sabut, dimainkan ombak
Bungkuk sabut
Makan dalam tempurung
Minum dalam sayak
Pondok beratap upih
Putih bagai upih pinang
Bagai berunding dengan tunggul
Bagai tunggul ditengah rumah
Bagai abu diatas tunggul
Bagai menanti punggur berbuah
Bagai menakik teras
Bagai menikam dengan durian
Bagai menikam mentimun
Bagai menikam tunggul
Bagai bertanya pada tunggul
Bagai api makan sekam
Tak ada beras padi dikisik
Betis bagai padi bunting
Yang disebut sifat padi
Semakin barisi makin merunduk
Bagai menyupak padi hampa
Besar (hidup) karena dedak sekam
Hidup bergantung pada melukut
Kalau akar tidak kuat
Budak-budak pun dapat mencabutnya
Beragam-ragam kayu di rimba
Beragam-ragam pula sifat manusia
Sekeras-keras kayu
Dimakan juga oleh beliung
Tukang tidak membuang kayu
Pucuk kayu tak sama tingginya
Kayu besar berkayu kecil
Kayu kecil beramal laras
Main kayu
Terpanjat kayu miang
Terpegang ranting lapuk
Termakan buah mabuk
Bagai memanjat batang jelatang
Bagai duduk ditunggul runcing
Bagai duduk ditunggul berapi
Bagai memikul batang berduri
Bagai menanti petuah gugur
Bagai (rumput) puteri malu
Bagai merapah onak duri
Bagai menumpang kayu hanyut
Bau durian tak kan dapat disurukkan
Sebusuk busuk durian
Baunya ada juga
Kalu jadi tempoyak
Menang menjadi lempuk
Bagai kayu besar ditengah padang
Yang jauh mula tampak
Yang dekat mula bersua
Rimbun daun tempat berteduh
Kuat dahan tempat bergantung
Kokoh batang tempat bersandar
Besar akar tempat bersila
Lebat buah pelepas lapar
Kalau akar masih ada
Patah kayu bertunas jua
Kalau akar masih ada
Walau tumbang berpucuk juga
Mati akar.layulah pucuk
Bagai rotan mati pucuk
Bagai mendapat durian runtuh
Beruang ruang bagai durian
Bagai lempuk durian
Bagai berteduh dikayu mati
Mata merah bagaikan saga
Kalau akar tidak kokoh
Ditiup pun ia kan tumbang
Kalau akar tidak kuat
Digoyang beruk pun tumbang
Bagai aur ditarik sunsang
Bagai betung tumbuh dimata
Bagai sembilu
Bagai diiris dengan sembilu
Bagai kayu dimakan bubuk
Bagai rumput ditengah jalan
Bagai meniti batang lapuk
Bagai punggur ditengah ladang
Bagai memanjat batang berduri
Bagai aur dengan tebing
Bila kayu berbuah
Banyaklah yang meranggah
Besar kayu besar bahannya
Semakin tinggi pohon kayu
Semakin kencang angin melanda
Tinggi pohon besar anginnya
Sebengkok-bengkok pohon
Pucuknya ke atas juga
Akar tak kan sama dengan rotan
Panjang akar jauh belitnya
Urat tunggang pasang bumi
Semakin dalam akar ketanah
Semakin kokoh tegak pohonnya
Hidup menumpang bagai benalu
Jangan diberi benalu hinggap
Alah kayu karena benalu
Bagai begantung ke dahan lapuk
Bagai bergantung ke akar lapuk
Pucuk tak ingat akar
Semakin tinggi pucuknya
Semakin jauh dari akarnya
Kalau pucuk sudah gugur (jatuh)
Baru bersua akarnya
Kalau pucuk sudah tinggi
Dimana ingat pada akarnya
Pucuk tidak mengingat akar
Akar yang ingat pada pucuknya
Sifat pucuk hendak tinggi (meninggi)
Kalau tak ada akar
Dimakan pohon dapat hidup
Rimbun bagai kayu ara
Tempat berteduh dagang lalu
Karena rimbun, banyak yang menumpang berteduh
Kalau kayu meranggas
Tak kan ada orang berteduh
Bila kayu sudah condong
Kura-kura pun menitinya
Bertuah kayu karena buahnya
Akar yang memegang, pucuk yang dapat nama
Akar yang membesarkan, buah yang disanjung orang
Akal melilit bagi akar
Tegak batang karena akar
Tegak orang karena buah
Besar batang karena akarnya
Pondok berdinding pelepah rumbia
Makan dedak dan pais
Bagai bunga kertas
Bagai kuntum baru mekar
Bagai kuntum tak jadi
Bagai putik dengkel
Bagai putik kering
Bagai putik diranggas
Bagai putik lonyuk
Bagai putik tunggal
Bagai mentimun busuk
Bagai mentimun bungkuk
Masuk bakul ada dibilang tidak
Bagai cempedak bungkuk
Masuk ambung ada dibilang tidak
Orang yang makan nangka
Awak yang kena getahnya
Orang makan isi nangka
Awak kena getahnya
Bagai nangka lonyok
Bagai kulit nangka
Bagai anak rumbia
Tak kan dua kali pisang berbuah
Bagai anak pisang
Bagai meniti batang pisang
Bagai memancung batang pisang
Bagai pisang patah tengkuk
Bagai kiambang hanyut
Bagai bunga diisap kumbang
Bagai bunga harum semerbak
Bagai bunga kembang tak jadi
Bagai bunga kembang setaman
Bagai bunga kembang sekali
Bagai bunga jatuh ke pelimbahan
Bagai bunga tahi ayam
Sebesar melukut
Bagai pinang dibelah dua
Bagai sirih pulang ke gagang
Bagai pinang pulang ke tampuk
Bagai menelan pinang malam
Kepala sebesar buah pinang
Sekelat kelat pinang, ditelan juga
Bagai nyiur dicabuk tupai
Kelapa gugur, mumbang pun gugur
Tua kelapa semakin tua semakin berminyak
Tidur bertilam upih
Bagai anak pisang
Bagai sabut, dimainkan ombak
Bungkuk sabut
Makan dalam tempurung
Minum dalam sayak
Pondok beratap upih
Putih bagai upih pinang
Bagai berunding dengan tunggul
Bagai tunggul ditengah rumah
Bagai abu diatas tunggul
Bagai menanti punggur berbuah
Bagai menakik teras
Bagai menikam dengan durian
Bagai menikam mentimun
Bagai menikam tunggul
Bagai bertanya pada tunggul
Bagai api makan sekam
Tak ada beras padi dikisik
Betis bagai padi bunting
Yang disebut sifat padi
Semakin barisi makin merunduk
Bagai menyupak padi hampa
Besar (hidup) karena dedak sekam
Hidup bergantung pada melukut
Kalau akar tidak kuat
Budak-budak pun dapat mencabutnya
Beragam-ragam kayu di rimba
Beragam-ragam pula sifat manusia
Sekeras-keras kayu
Dimakan juga oleh beliung
Tukang tidak membuang kayu
Pucuk kayu tak sama tingginya
Kayu besar berkayu kecil
Kayu kecil beramal laras
Main kayu
Terpanjat kayu miang
Terpegang ranting lapuk
Termakan buah mabuk
Bagai memanjat batang jelatang
Bagai duduk ditunggul runcing
Bagai duduk ditunggul berapi
Bagai memikul batang berduri
Bagai menanti petuah gugur
Bagai (rumput) puteri malu
Bagai merapah onak duri
Bagai menumpang kayu hanyut
Bau durian tak kan dapat disurukkan
Sebusuk busuk durian
Baunya ada juga
Kalu jadi tempoyak
Menang menjadi lempuk
Bagai kayu besar ditengah padang
Yang jauh mula tampak
Yang dekat mula bersua
Rimbun daun tempat berteduh
Kuat dahan tempat bergantung
Kokoh batang tempat bersandar
Besar akar tempat bersila
Lebat buah pelepas lapar
Kalau akar masih ada
Patah kayu bertunas jua
Kalau akar masih ada
Walau tumbang berpucuk juga
Mati akar.layulah pucuk
Bagai rotan mati pucuk
Bagai mendapat durian runtuh
Beruang ruang bagai durian
Bagai lempuk durian
Bagai berteduh dikayu mati
Mata merah bagaikan saga
Kalau akar tidak kokoh
Ditiup pun ia kan tumbang
Kalau akar tidak kuat
Digoyang beruk pun tumbang
Bagai aur ditarik sunsang
Bagai betung tumbuh dimata
Bagai sembilu
Bagai diiris dengan sembilu
Bagai kayu dimakan bubuk
Bagai rumput ditengah jalan
Bagai meniti batang lapuk
Bagai punggur ditengah ladang
Bagai memanjat batang berduri
Bagai aur dengan tebing
Bila kayu berbuah
Banyaklah yang meranggah
Besar kayu besar bahannya
Semakin tinggi pohon kayu
Semakin kencang angin melanda
Tinggi pohon besar anginnya
Sebengkok-bengkok pohon
Pucuknya ke atas juga
Akar tak kan sama dengan rotan
Panjang akar jauh belitnya
Urat tunggang pasang bumi
Semakin dalam akar ketanah
Semakin kokoh tegak pohonnya
Hidup menumpang bagai benalu
Jangan diberi benalu hinggap
Alah kayu karena benalu
Bagai begantung ke dahan lapuk
Bagai bergantung ke akar lapuk
Pucuk tak ingat akar
Semakin tinggi pucuknya
Semakin jauh dari akarnya
Kalau pucuk sudah gugur (jatuh)
Baru bersua akarnya
Kalau pucuk sudah tinggi
Dimana ingat pada akarnya
Pucuk tidak mengingat akar
Akar yang ingat pada pucuknya
Sifat pucuk hendak tinggi (meninggi)
Kalau tak ada akar
Dimakan pohon dapat hidup
Rimbun bagai kayu ara
Tempat berteduh dagang lalu
Karena rimbun, banyak yang menumpang berteduh
Kalau kayu meranggas
Tak kan ada orang berteduh
Bila kayu sudah condong
Kura-kura pun menitinya
Bertuah kayu karena buahnya
Akar yang memegang, pucuk yang dapat nama
Akar yang membesarkan, buah yang disanjung orang
Akal melilit bagi akar
Tegak batang karena akar
Tegak orang karena buah
Besar batang karena akarnya