Adat beranjak, syarak tak berganjak

Title

Adat beranjak, syarak tak berganjak

Subject

Ungkapan

Creator

Tenas Effendy

Source

Ungkapan Tradisional Melayu-Riau (I)

Identifier

24787

Text

Orang fakir, membuang pikir

Orang mati membuang budi (hati)

Orang bodoh, membuah suruh

Orang bedah, membuang tegah

Karena nasib badan terbuang

Karena tuah menjadi orang

Karena untung celaka datang

Karena mujur laba tiba

Karena takut pesak berair

Untung malang tak dapat dibilang,
untung buruk tak dapat disuruk

Busuk jangan disuruk, berbau jangan disimpan

Pecah sampul, tampak benjol

Pecah kulit, tampak penyakit

Menanam budi dengan budi

Petua diperamah, amanat diperdekat

Yang berilmu dijamu, yang berisi dicari

Berguru kepada budi, bertanya pada akal

Orang berilmu, yang tahu tak tahunya

Orang bebal, membuang akal (amal)

Pada abang, jauhkan sumbang

pada kakak, jauhkan pintak

pada sahabat jauhkan kelat

Patah cakap senyap,
patah suap mengap

Pada selera, jera
patah susu, gebu

Keras hati, nanti
keras niat, buat

Keras kemauan, lawan
keras semangat, sengat

Lembut disambut, keras ditetas

Lenggang menunggu langkah,
langkah menunggu pelangkah

Untung elok badan bertuah

Untung buruk celaka badan

Nasib baik, tuah tiba

Nasib buruk malang menimpa

Berjalan dahulu, melangkah kemudian

Anak didukung, perahu didayung

Menebang seorang, menuai beramai

Pinggan banyak periuk sebuah

pada anak tunak

Pada bini, mati

Pada laki, lesi

Pada mertua, percaya

Pada menantu, bertentu

Pada saudara , pelihara

Pada ayah, amanah

Pada ibu, mau

Pada adik, jauhkan cerdik

Karena segan, tak berisi pinggan

Karena segan, hanyut sampan

karena segan, semak pikiran

Seburuk-buruk kain basahan, dapat menutup malu

Ke hulu jangan menghulu-hulu,
ke hilir jangan memandir-mandir

Ke hulu berbau, ke hilir berlendir

Ke darat ada yang dibuat,
ke laut ada yang diturut

Ke darat menyukat, ke laut mengarut

Salah kain, lenjin
salah adab, mengidap

Salah jemput, sempot
salah antar, terkapar

Salah tegak, bengkak
salah duduk teruk

Sedikit berlebih, banyak tak cukup

Biar mata pejam, asal hati celik

Bertanak melapuk tumang, mencuci melapuk kain

Elok kain tak menutup malu

Karena segan, merasa badan

Karena segan, kena lendan

Bersalin adat berganti pakaian

Tegak syarak di dalam haq,
tegak adat di dalam mufakat

Bersilang adat, pulangkan ke syarak

Bercabang lidah tumbuh fitnah,
bercabang kata tumbuh dusta

Salah dengar, banyak yang bingar

Salah kata, naik kata-kata

Salah faham, banyak yang karam

Salah angkat, banyaklah umpat

Kalau duduk tak dapat berkisar,
tegak tak dapat berpaling
terbujur lalu terbelintang patah
yang setitik ditampung
yang seliang dinantikan

Kalau lah tertutup puntu runding
kalau lah buntu jalan selesai
kusut tak mau selesai
keruh tak mau jernih
pulanglah runding ke pangkal lengan
tepuk dada tanya selera
tegak mengadu ketai tulang
duduk mengadu liat daging

Lulus agak ditempuh,
lulus perahu dikayuh

Banyak cakap tak kan melepas ngap

Sebelum bercakap bawa mengucap

Sebelum berkata celikkan mata

Sebelum berbual hidupkan akal

Sungai ada guguknya, tasik ada lubuknya

Beralih adat beralih pula buatnya

Salah tingkah banyak yang melukah

Salah sebut, banyak yang terperuk

Salah kata, banyaklah sangka

Salah kata, banyaklah dakwa

Cakap bersahut, kata bersambut

Cakap berarti, kata bermakna

Salah cakap banyak yang tersingkap

Salah ucap, banyak menggedap

Salah sampai, banyak membantai

Cakap berjudu, kata berjawab

Pantang telinga disumbat,
pantang mata dipekap
pantang mulut dijahit

Kaki menyalah, tangan bertingkah

Kaki tangan diberi bertangan

Anak buah diberi melangkah

Kaum kerabat diberi sifat

Mencari baju yang sejudu

Mencari sahabat yang bertabiat

Cakap membuka pintu, kata membuka runding

Cakap berusai, kata bertenang

Cakap berniat, kata berwasiat

Berguru sampai ke guguk, menuntut sampai ke pucuk

Guru selebar alam, kaji selebar diri

Mencari alam dalam diri, mencari diri dalam alam

Kaji dituntut, diri dicari

Bumi selebar dulang, langit sekembang payung

Mengaji diri dalam diri

mengaji akhir dari awal, mengaji awal dari akhir

Kaji bersandar pada amal, amal bersandar pada kaji

Habis amal hilanglah kaji

yang alam ada alamnya

Di dalam alam ada alam, di dalam diri ada diri

Duduk salah tegak menyalah

Bertepuk sebelah tangan, memandang sebelah mata

Pantang rumah ketirisan

Pantang tungku kebasahan

Pantang alim kecabulan

Pantang jangan dipantangkan, larang jangan dilarang

Unjuk tak membujuk, beri tak memangguk

Termakan bujuk, tertelan cakap

bagai pelatuk bersarang di punggur

Lena gasing karena alitnya

Bungkuk padi berisi, bungkuk kukuran mengena

Pantang raja kerendahan, pantang cakap kelepasan

Pantang gamak, gamang

Bersuluh ke mata pedang, bertongkat ke mata keris

Kajang dipepas, dayung dikipas

Berpayung sekaki, bertongkat sebatang

Duduk tidak menembuk tikar, tegak tidak menembuk atap

Tangis tak dapat menebus hutang

Biar baju melengas, asal hutang lepas

Peluh menyimbah, hutang bertambah

Baju melengas, hutang tak lunas

Menjaga aib dengan malu
menjaga malu dengan tahu

karena malu, dapat malu

Ke hilir terhempang belat, ke hulu tergalang batang

Ke hilir ditunggu lukah, ke hulu dinanti tengkalak

teluk bertuan, tanjung berpunya, kampung beradat

Terapung bagai sabut, terbenam bagai batu

Ikan pantang kekeringan,
dubalang pantang kelintasan

Mamak pantang kelangkahan,
penghulu pantang kelangkauan

Laut ada pantangnya, rimba ada larangnya

Bagai belut dalam lumpur, terasa ada terpegang tidak

Sampul tak mengucung, ikat tak mengebat

laut sakti rantau bertuah

Tinggi gunung dalam lurahnya

Karena lunas papan berdiri

Cupak yang menyukat, gantang yang disebut orang

Bagai kijang lepas ke rimba, bagai elang diberi kepak

Jalan berliku, sungai berkelok

Jalan bersimpang, sungai bercabang

pesan diturut, antar diikut

Jemput diturut, antar diunut

Terkilat ikan di air, tahu jantan betinanya

Tinggi sama dipanjat, jauh sama dijalari

Tersusup jemuran bungkuk pinggang,
terpijak arang hitam telapal kaki

Lulus agak kaki terpasung

Ayam tidak membuang bako, manusia tidak membuang soko

Bako menunjukkan takah, takah menunjukkan soko

Bako berketurunan, soko bersalinan

Bako berinduk, soko berpucuk, pusaka berwaris

Biar paruh patah asal taji mengena

Elok taji karena bulangnya

Ke laut kemudi patah, ke darat tongkat tertinggal

Karena lenggang patah pinggang, karena lenggok patah tengkuk

Menuba di tepian mandi, menjerat di ujung pelantar

Kucing tua penunggu tungku, orang tua penunggu rumah

Lekat sesudah cerai, rindu sesudah pisah

Menampi di telapak tangan

Berinduk ke perut, bergantung ke selera

Menari di kuburan orang, menuai di ladang orang

Berbedak orang, berlangir lumpur

Tak kering kain di badan

Tak kering pesak seluar (celana)

Tertelungkup berisi tanah, tertelentang berisi air

Pintu didedahkan, aib disimpan

Tak telap diajari, di jari

Lebat mematah dahan, ranggas mematah ranting

Hilang pedas karena perisa

Pasang menyenak dari hilir, kapar bertundan dari hulu

Sepadan pakai dengan gelar,
sesuai cakap dengan laku

Sumbang cakap, sumbang pendengaran
sumbang pakai, sumbang pemandangan
sumbang letak, sumbang kedudukan

Pakai menurut patutnya
gelar menurut alurnya

Sedusun sekalang air, bersanggit bubungan rumah

Sampai dulu, kemudian tiba

Jarum emas benangnya terab

Alah tuah karena nasib

Datang berkabar, pergi berberita,
datang tampak muka, pergi tampak belakang

Merantau habiskan risau, berjalan habiskan kilan

Bertaring tajam, berkuku runcing

Pinggan penuh mangkuk berisi

Sambal siap, sengkalan pecah

Nasi masak, periuk pesuk

Gulai masak, belanga sempak

Lauk masak, kuali belah

tanah hitam tugal patah

Panjat rotan hendak panjang, panjat kacang hendak melilit

Bersih santan karena tapis, bersih beras karena tampi

Pemanggang hangus ikan tak masak

Bara padam puntung berasap

Minta sukat pada cupak, minta timbang pada dacing

Nasi masak gulai bertingkah, rumha siap pahat berbunyi