Title
adat dijalan, jalan dibawa ke tengah rumah
Subject
Ungkapan
Creator
Tenas Effendy
Source
Ungkapan Tradisional Melayu-Riau (XI)
Identifier
37669
Text
sepahit-pahit hempedu,
lebih pahit lidah manusia
setajam-tajam ujung senjata,
lebih tajam ujung lidah
semakin berkarat mulut orang,
semakin bisa perkataanya
kalau lidah sudah berkarat,
perkataan baik menjadi jahat
kalau lidah sudah beracun,
rosak binasa turun-temurun
besar tidak bergelar,
kecil tidak bernama
seburuk-buruk puntung,
dapat juga bertanak nasi
ayam mengeram tak pernah menghitung telurnya
kayu rimba tak sama lurusnya
kalau hendak tahu manusia,
tengoklah kayu dirimba
besar kayu, belum tentu besar buahnya
walaupun rumpun labu menjalar ditanah,
buahnya besar juga
banyak runding banyak garamnya,
banyak melayu banyak rundingnya
banyak ladang kerana padinya,
elok orang kerana budinya
kepala takkan menyuruh ke buntut
sepanjang-panjang langkah,
lebih panjang juga lidah manusia
sebisa-bisa racun, lebih bias lidah manusia
semanis-manis madu,
lebih manis mulut manusia
semakin dikejar semakin jauh
semakin tahu semakin bodoh
semakin kayu, semakin miskin
semakin kayu, semakin miskin
semakin berilmu, semakin bebal
bunyi di dengar, suara disemak
semakin banyak bajunya,
semakin tampak belangnya
baju kering di badan
buah busuk ditampuk
peluh kering di badan
lapuk rumah tak berpenunggu,
lapuk orang tak berilmu
lapuk tangarang tak berapi,
lapuk orang tidak berbudi
kuat tali kerana berpintal,
kuat orang kerana berakal
kuat parang kerana baja,
kuat orang kerana kerja
berharga emas kerana karatnya,
berharga orang kerana adatnya
banyak peluh, perut penuh
bila kuku sudah tanggal,
barulah tahu rasanya gatal
bila gigi sudah ompong,
barulah tahu saudara kandung
besar mulut tangga berlumut
besar mulut pinggan bersemut
besar mulut perahu hanyut
besar mulut, hampalah perut
besar capak, kepala kopak
rugi dihitung, laba disekat
rugi dikaji, laba dikira
memandang sampai ke sebalik,
mengkaji sampai ke intinya
menengok dengan akal,
memandang dengan ilmu,
melihat dengan budi,
memilih dengan iman
menengok sampai tampak,
memandang sampai tahu,
mengkaji sampai faham
semakin dipandang semakin hilang
bersumpah sekali sudah,
berjanji sekali jadi
berjanji sekal ikat,
bersumpah sekali ucap
pantang janji dibawa lari,
pantang sumpah dipermudah
pantang janji melangkahi dari,
pantang sumpah melangkahi agama
janji taruknya dibudi,
sumpah taruknya pada maruah
lupa janji binasa diri,
lupa sumpah celaka bangsa
hutang dikenang, piutang dibuang
hutang diperkecilkan, piutang dibesarkan
sekecil-kecil hutang,
akhirnya membawa malang
seberat-berat hutang ialah hutang budi
kalau sudah dituakan orang,
seumur hidup memikul hutang
kalau sudah tua, persempitlah dunia
kalau sudah uzur, siapkan liang kubur
kalau sudah beruban siapakn badan
Bila taring sudah patah,
barulah tahu susah nak mengunyah
makan sepinggan, jangan melendan
makan seperiuk, jangan kemaruk
tidur sebantal jangan menjual
tidur sekelambu, jangan berseteru
tidur selapik, jangan mengusik
tidur serumah, jangan menomah
tanda serumpun bersopan santun,
tanda sebangsa berbudi bahasa
tanda tua memelihara,
tanda muda, menjaga-jaga
habis, dikais, lepas dikekas
terlalu kasih, tumbuh selisih,
terlampau sayang ditimpa malang
berkata satu, berfikir dua
bercakap biar sepatah,
berjanji biar sekali
dahulukan rasa daripada perisa
datang jangan menepuk dada,
pergi jangan menepuk peha
datang jangan menanti sembah,
pergi jangan menunggu titah
datang jangan bertangan kosong,
pergi jangan bertangan hampa
datang berterang, pergi bersuluh
datang jangan berceleging,
pergi pun jangan menengking
datang jangan membual,
pergi jangan menjual
makan setahun, jangan bermasam
makan sepiring, jangan bersedengking
keras nengkuh, kuat takiknya
keras lidah, patah, keras mulut hanyut
keras bicara sengsara, keras cakap tercungap
keras cakap lesap
keras tak menentu, kepala dimakan, batu
cakap menengking, terpelanting
cakap pedas, terhempas
cakap kasar terlempas
cakap menyalah, terlapah
cakap menyalah, terkilang
cakap melintang terbuntang
dahulukan tangis daripada tertawa
dahulukan pahit dari yang manis
keras tidak melepas sesak, lembut tidak membinasakan
keras berbatas-batas, lembut berhingga-hingga
keras tidak mematah tulang,
lembut tidak mematah lidah
keras tidak diperjual belikan,
lembut tidak diperniagakan
keras jangan membekas,
lunak jangan mengemak
keras berlunak-lunak, lunak berkeras-keras
keras beri memberi, lunak isi mengisi
keras jangan dinampakkan,
lunak jangan dilagakkan
keras sebatas patut, lunak sebatas layak
keras sepanjang adat,
lunak sepanjang undang
keras sepanjang undang, lembut sepanjang patut
keras diberi taji, lembut diberi budi
keras takik, kuat cencangnya
Berkayuh perahu hanyut,
berlayar kapal, pecah
bocor tidak bersumbat,
lapuk tidak berganti
berkuda dipunggung harimau,
bersila dipunggung buaya
berlabuh disarang ular,
berkeduh disarang penyengat
berhenti dipunggur lapuk
semakin keras semakin cepat petahnya
keras dimakan takik, lunak dimakan sudu
keras melengas, lembut hangat
keras tak menetas, lembut tak menyampai
keras ditebas orang, lembut dilapah orang
keras kena tebas, lunak kena pijak
keras tak sempat bernafas, lembut tak sempat menyebut
keras tak berjudu, lembut tak berlawan
bagai meniup lilin
bagai meniup debu
bagai buaya mencium bangkai
bagai anjing mencium jejak
bagai kucing mencium panggang
bagai kambing mencium bau harimau
kuku tumpul, taring lapuk
lidah kelu, darah gemuruh
langkah pendek, akal pun singkat
lidah beracun, taring berbisa
kuku tajam taring pun panjang
berkayuh tidak bersampan,
berdayung tidak berperahu
bagai duri dipangkal dahan
bagai telur ditepi bendul
bagai menetas ditelapak tangan
bagai menetas didalam bara
bagai menetas didalam jerami
bagai menetas dimulut buaya
bagai menetas disarang harimau
bagai menetas dicelah ketiak
bagai menetas didapur raja
bagai menetas didalam periuk
bagai ikan jatuh ke sungai
bagai ulat jatuh ke daun
bagai api jatuh ke sekam
bagai pelita jatuh ke lantai
bagai cincin pulang ke jari
bagai taji pulang ke kaki
bagai cemdawan pulang ke batang
bagai buruk diujung tanjung
bagai beruk diujung tanjung
bagai biawak dicelah banir
bagai buaya didalam lubuk
bagai harimau didalam kandang
bagai buah diujung dahan
bagai bunga dilingkar ular
bagai ranting jatuh ke semak
bagai gajah jatuh ke lubuk
bagai kucing jatuh ke tilam
bagai punggur jatuh ke lumpur
bagai bara jatuh ke jeram
bagai bara jatuh ke pinggan
bagai kapas jatuh ke tanah
bagai gulai jatuh ke nasi
bagai garam jatuh ke laut
bagai isi jatuh ke tanah
bagai intan jatuh ke pelimbahan
bagai belut jatuh ke Lumpur
bagai kucing jatuh ke sarang tikus
menanti dengan budi, menunggu dengan ilmu
menyimak dengan otak, mengaji dengan hati
perisa tidak menggila, sedap tidak menyelap
pantang jauh mengeluh, pantang dekat dicapak
pantang budi menanti puji,
pantang kerja menunggu perintah
setimpas-timpas surut,
takkan mengeringkan laut
tanduk tidak kalah, diam tidak besi
sejauh-jauh pulau,
kalau berkayuh sampai juga
bagai menunggu pulau hanyut
bagai berlayar dalam Lumpur
bagai bulu ayam jatuh ke halaman
besar kepala kecil isinya
sebelum memanjat, ukur tingginya
kalau tidak ada air,
dimana perahu dapat berlayar
berguna layar kerana angin,
berguna dayung kerana dikayuhkan
semakin kuat berkayuh, semakin laju perahu
biar selangkah, asal ke muka
melihat dengan sifat, memandang dengan undang
biar langit berkabut, asal kepala tenang
biarpun langit berkabut,
kalau kepala terang takkan sesat
biar laut berkabut,
kalau mata tajam takkan hanyut
mengadu kepada yang tahu
takut tidak membuang masa
banyak seruk, banyak sudatnya
meniti batang menggolek, menempuk jalan beronak
jalan tidak mencari langkah
duduk meraut duri, tegak meruncing onak
tuah galai pada belanganya, tuah nasi pada periuknya
sifat pucuk menanti angin
lebih pahit lidah manusia
setajam-tajam ujung senjata,
lebih tajam ujung lidah
semakin berkarat mulut orang,
semakin bisa perkataanya
kalau lidah sudah berkarat,
perkataan baik menjadi jahat
kalau lidah sudah beracun,
rosak binasa turun-temurun
besar tidak bergelar,
kecil tidak bernama
seburuk-buruk puntung,
dapat juga bertanak nasi
ayam mengeram tak pernah menghitung telurnya
kayu rimba tak sama lurusnya
kalau hendak tahu manusia,
tengoklah kayu dirimba
besar kayu, belum tentu besar buahnya
walaupun rumpun labu menjalar ditanah,
buahnya besar juga
banyak runding banyak garamnya,
banyak melayu banyak rundingnya
banyak ladang kerana padinya,
elok orang kerana budinya
kepala takkan menyuruh ke buntut
sepanjang-panjang langkah,
lebih panjang juga lidah manusia
sebisa-bisa racun, lebih bias lidah manusia
semanis-manis madu,
lebih manis mulut manusia
semakin dikejar semakin jauh
semakin tahu semakin bodoh
semakin kayu, semakin miskin
semakin kayu, semakin miskin
semakin berilmu, semakin bebal
bunyi di dengar, suara disemak
semakin banyak bajunya,
semakin tampak belangnya
baju kering di badan
buah busuk ditampuk
peluh kering di badan
lapuk rumah tak berpenunggu,
lapuk orang tak berilmu
lapuk tangarang tak berapi,
lapuk orang tidak berbudi
kuat tali kerana berpintal,
kuat orang kerana berakal
kuat parang kerana baja,
kuat orang kerana kerja
berharga emas kerana karatnya,
berharga orang kerana adatnya
banyak peluh, perut penuh
bila kuku sudah tanggal,
barulah tahu rasanya gatal
bila gigi sudah ompong,
barulah tahu saudara kandung
besar mulut tangga berlumut
besar mulut pinggan bersemut
besar mulut perahu hanyut
besar mulut, hampalah perut
besar capak, kepala kopak
rugi dihitung, laba disekat
rugi dikaji, laba dikira
memandang sampai ke sebalik,
mengkaji sampai ke intinya
menengok dengan akal,
memandang dengan ilmu,
melihat dengan budi,
memilih dengan iman
menengok sampai tampak,
memandang sampai tahu,
mengkaji sampai faham
semakin dipandang semakin hilang
bersumpah sekali sudah,
berjanji sekali jadi
berjanji sekal ikat,
bersumpah sekali ucap
pantang janji dibawa lari,
pantang sumpah dipermudah
pantang janji melangkahi dari,
pantang sumpah melangkahi agama
janji taruknya dibudi,
sumpah taruknya pada maruah
lupa janji binasa diri,
lupa sumpah celaka bangsa
hutang dikenang, piutang dibuang
hutang diperkecilkan, piutang dibesarkan
sekecil-kecil hutang,
akhirnya membawa malang
seberat-berat hutang ialah hutang budi
kalau sudah dituakan orang,
seumur hidup memikul hutang
kalau sudah tua, persempitlah dunia
kalau sudah uzur, siapkan liang kubur
kalau sudah beruban siapakn badan
Bila taring sudah patah,
barulah tahu susah nak mengunyah
makan sepinggan, jangan melendan
makan seperiuk, jangan kemaruk
tidur sebantal jangan menjual
tidur sekelambu, jangan berseteru
tidur selapik, jangan mengusik
tidur serumah, jangan menomah
tanda serumpun bersopan santun,
tanda sebangsa berbudi bahasa
tanda tua memelihara,
tanda muda, menjaga-jaga
habis, dikais, lepas dikekas
terlalu kasih, tumbuh selisih,
terlampau sayang ditimpa malang
berkata satu, berfikir dua
bercakap biar sepatah,
berjanji biar sekali
dahulukan rasa daripada perisa
datang jangan menepuk dada,
pergi jangan menepuk peha
datang jangan menanti sembah,
pergi jangan menunggu titah
datang jangan bertangan kosong,
pergi jangan bertangan hampa
datang berterang, pergi bersuluh
datang jangan berceleging,
pergi pun jangan menengking
datang jangan membual,
pergi jangan menjual
makan setahun, jangan bermasam
makan sepiring, jangan bersedengking
keras nengkuh, kuat takiknya
keras lidah, patah, keras mulut hanyut
keras bicara sengsara, keras cakap tercungap
keras cakap lesap
keras tak menentu, kepala dimakan, batu
cakap menengking, terpelanting
cakap pedas, terhempas
cakap kasar terlempas
cakap menyalah, terlapah
cakap menyalah, terkilang
cakap melintang terbuntang
dahulukan tangis daripada tertawa
dahulukan pahit dari yang manis
keras tidak melepas sesak, lembut tidak membinasakan
keras berbatas-batas, lembut berhingga-hingga
keras tidak mematah tulang,
lembut tidak mematah lidah
keras tidak diperjual belikan,
lembut tidak diperniagakan
keras jangan membekas,
lunak jangan mengemak
keras berlunak-lunak, lunak berkeras-keras
keras beri memberi, lunak isi mengisi
keras jangan dinampakkan,
lunak jangan dilagakkan
keras sebatas patut, lunak sebatas layak
keras sepanjang adat,
lunak sepanjang undang
keras sepanjang undang, lembut sepanjang patut
keras diberi taji, lembut diberi budi
keras takik, kuat cencangnya
Berkayuh perahu hanyut,
berlayar kapal, pecah
bocor tidak bersumbat,
lapuk tidak berganti
berkuda dipunggung harimau,
bersila dipunggung buaya
berlabuh disarang ular,
berkeduh disarang penyengat
berhenti dipunggur lapuk
semakin keras semakin cepat petahnya
keras dimakan takik, lunak dimakan sudu
keras melengas, lembut hangat
keras tak menetas, lembut tak menyampai
keras ditebas orang, lembut dilapah orang
keras kena tebas, lunak kena pijak
keras tak sempat bernafas, lembut tak sempat menyebut
keras tak berjudu, lembut tak berlawan
bagai meniup lilin
bagai meniup debu
bagai buaya mencium bangkai
bagai anjing mencium jejak
bagai kucing mencium panggang
bagai kambing mencium bau harimau
kuku tumpul, taring lapuk
lidah kelu, darah gemuruh
langkah pendek, akal pun singkat
lidah beracun, taring berbisa
kuku tajam taring pun panjang
berkayuh tidak bersampan,
berdayung tidak berperahu
bagai duri dipangkal dahan
bagai telur ditepi bendul
bagai menetas ditelapak tangan
bagai menetas didalam bara
bagai menetas didalam jerami
bagai menetas dimulut buaya
bagai menetas disarang harimau
bagai menetas dicelah ketiak
bagai menetas didapur raja
bagai menetas didalam periuk
bagai ikan jatuh ke sungai
bagai ulat jatuh ke daun
bagai api jatuh ke sekam
bagai pelita jatuh ke lantai
bagai cincin pulang ke jari
bagai taji pulang ke kaki
bagai cemdawan pulang ke batang
bagai buruk diujung tanjung
bagai beruk diujung tanjung
bagai biawak dicelah banir
bagai buaya didalam lubuk
bagai harimau didalam kandang
bagai buah diujung dahan
bagai bunga dilingkar ular
bagai ranting jatuh ke semak
bagai gajah jatuh ke lubuk
bagai kucing jatuh ke tilam
bagai punggur jatuh ke lumpur
bagai bara jatuh ke jeram
bagai bara jatuh ke pinggan
bagai kapas jatuh ke tanah
bagai gulai jatuh ke nasi
bagai garam jatuh ke laut
bagai isi jatuh ke tanah
bagai intan jatuh ke pelimbahan
bagai belut jatuh ke Lumpur
bagai kucing jatuh ke sarang tikus
menanti dengan budi, menunggu dengan ilmu
menyimak dengan otak, mengaji dengan hati
perisa tidak menggila, sedap tidak menyelap
pantang jauh mengeluh, pantang dekat dicapak
pantang budi menanti puji,
pantang kerja menunggu perintah
setimpas-timpas surut,
takkan mengeringkan laut
tanduk tidak kalah, diam tidak besi
sejauh-jauh pulau,
kalau berkayuh sampai juga
bagai menunggu pulau hanyut
bagai berlayar dalam Lumpur
bagai bulu ayam jatuh ke halaman
besar kepala kecil isinya
sebelum memanjat, ukur tingginya
kalau tidak ada air,
dimana perahu dapat berlayar
berguna layar kerana angin,
berguna dayung kerana dikayuhkan
semakin kuat berkayuh, semakin laju perahu
biar selangkah, asal ke muka
melihat dengan sifat, memandang dengan undang
biar langit berkabut, asal kepala tenang
biarpun langit berkabut,
kalau kepala terang takkan sesat
biar laut berkabut,
kalau mata tajam takkan hanyut
mengadu kepada yang tahu
takut tidak membuang masa
banyak seruk, banyak sudatnya
meniti batang menggolek, menempuk jalan beronak
jalan tidak mencari langkah
duduk meraut duri, tegak meruncing onak
tuah galai pada belanganya, tuah nasi pada periuknya
sifat pucuk menanti angin