Title
Akal dijual,
amal dibeli
amal dibeli
Subject
Ungkapan
Creator
Tenas Effendy
Source
Kumpulan ungkapan Melayu Riau 1
Identifier
11890
Text
Adat hidup orang berakal
banyak ilmu banyak beramal
hidup di dunia mencari bekal
Adat mengundik menebus,
adat berbini mengantar
Adat larangnya sudah bertimbang
Awak memelihara sakit sambitnya
sudah elok orang yang boleh
yang pahitnya tinggal di awak
Apa membunuh tampang ubi
jatuh ke tanah ia tumbuh
campak ke tanggul ia mengelambu
Amanat jangan dilupakan,
wakil jangan ditinggalkan
Apa salah menghutangkan,
apa sakit yang membunuh
Adat hidup orang serantau,
kalau sakit jelau menjelau,
kalau senang tinjau meninjau
Adat hidup orang sekampung,
yang rendah anjung menganjung
yang tinggi junjung menjunjung
Adat hidup orang sebanjar,
yang bodoh sama diajar
yang tidur dengar mendengar
yang kurang antar mengantar
yang lebih tukar menukar
Adat hidup orang bersahabat,
kalau ada sama mendapat
kalau habis sama menjilat
Adat hidup dengan tetangga
aib malu sama dijaga
anak pinak sama dibela
pahit manis sama dirasa
berat ringan sama dibawa
kaya dengan saudara mara
miskin dengan silang sengketa
Asal asli benteng aduan
Adat hidup orang beradat,
duduk tegak memegang sifat
tunjuk ajar tidak menyesat
pahit manis tidak mengumpat
kalau memberi bercepat-cepat
kalau minta berlambat-lambat
kalau menghukum bertepat-tepat
kalau bercakap tidak menyekat
Adat hidup orang berbudi,
tahu menjaga marwah diri
pandai menenggang rasa iri
pandai membuang rasa dengki
mau bersakit kalau sempit
mau bersusah dalam payah
Adat hidup orang beriman,
segala kerja tidak menyeman
amal ibadat jadi idaman
berbuat baik tak pernah segan
Adat berpijak pada yang benar,
hukum bersandar pada yang adil
Adat tidak membuang bijak,
penghulu tidak membuang tuah
Adat hidup orang senegeri,
dalam susah beri memberi
dalam sakit bagi membagi
Adat bertali panjang bersembilu tajam
Adat duduk pada syarak,
adat tengok pada mufakat
Adat berpunca pada mufakat,
adat berlabuh pada adilnya
Adat hilang, badan terbuang
Adat menjauh, negeri pun gaduh
Adat terlimbus, marwah pun pupus
Adat bercupak dan bergantang,
adat berkati dan bertail
adat bersukat dan bertakar
Adat tak membuang bijak
Adat bersandar pada yang benar,
adat berpijak pada yang adil
Adat menunggu pada yang haq,
adat menanti pada yang lurus
Anak belatuk makan ulat,
di luar elok di dalam berkulat
Air jernih ikan pun jinak
Anak beruk makan cempedak,
di luar elok di dalam bengkak
Anak patin makan derut,
di luar licin di dalam berkerut
Anak bilis dalam pukat,
di luar manis di dalam kelat
Adat bertelingkahan,
pusaka bergiliran
Ayam seekor selesung,
payung sekaki seorang
Adat berlukai,
luki berlembaga
Adat diturut hukum pun sudah
Adat orang berhamba rakyat,
dalam lahir dia menyembah
dalam batin kita menyembah
Anjing menyalak tak menggigit,
harimau mengaum tak menangkap
Alam sebenar alam
Alam disungkup alam
Alam dilingkup alam
Alam yang teralam
Asik menyalak
Anak puaka
Anak pasak
Ada kerja ada kiatnya
Apa kata bidan
Anak ayam anak itik,
nampak diam suka menggelitik
Anak balam panjang dengutnya,
anak pendiam panjang kerutnya
anak elang makan belanak,
diluar tenang di dalam berombak
Anjing bercawat ekor (mencawat ekor)
Antar tanda,
bayar tanda
Alah gunung,
alah sayang
alah tuan
alah nyawa
alah badan
alah encik
Alah buah hati
alah anak
Ada bilas ada biasnya
Ajar tidak sekali tamat
Asah tidak sekali tajam
Ambil tidak sekali habis
Alam dimakan alam
Alam dalam alam
Alam selebar talam (dulang)
Alam besar diperkecil,
alam kecil dihabisi
tinggal alam dalam diri
Alam diluar alam
Alam tak beralam
Ada harta, semua serta
Ada pangkat, semua dekat
Ada ilmu, semua malu
Ada uang semua memandang (sayang)
Ada tuah, semua ramah
Ada tepak, ada adatnya
Air dituang, hilang
ilmu dituang, kembang
Ada tebu ada gula,
ada ibu ada kepala
Ada gula ada semut,
ada kepala jadi selimut
Aning-aning nan mendengung
belalang nan menaggung
Asing gelang dipasang (terletak)
asing perahu dibela
Agak menjelang muak
Ada padi, semua menjadi
Amanat diingat,
pesan disimpan
Akal panjang sejengkal
Ada duit, sama menguit
Adat beruas-ruas,
syarak berbuku panjang
Ayam hitam terbang malam
hinggap di rumpun pandan
kokot ada rupa tak nampak
dijangkau tangan kena duri
Ayam putih terbang siang,
kokok berdentang-dentang
hinggap di galah panjang
bersuluh dengan matahari
disaksikan orang banyak
Akal menjemput tual
Amanah dikunyah,
pesan dimakan
Asik bermain tak berkain
Asik termenung hilang tuah
Akar tak lupa pada pucuknya,
pucuk yang membuang akar
Antan tidal memilih lesung,
tungku tidak memilih periuk
Adat berpasang surut,
syarak berpasang naik
Ada ruas karena bukunya
Asap ada api tak nampak
Asik berjalan rumah bocor
Asik berbual perahu hanyut
Asik berbual nasi hangus
Adat hidup bersuami isteri,
sesak sempit sama mencari
Adat orang berlaki bini,
sakit senang sama sepergi
Adat orang berlaki bini,
sedikit kenyang, banyak apa lagi
Adat orang bersuami isteri,
sayang menyayang, beri memberi
Adat dunia, memandang kaya
Adat menurut zaman,
syarak menurut iman
Adat sepanjang zaman,
syarak sepanjang iman
Ayam denak tak kan beranak ayam togung
Aum harimau tak membunuh,
diam jerat yang menjerat
Ayam ada peterangnya,
semut ada sarangnya
Ayam tahu kan anaknya,
betung (buluh) tahu kan rebungnya
Ayam bertelur dalam semak
Api jangan diapi-apikan,
keras jangan dikeras-keraskan
Adat berumah,
kusut tak menghanyut
keruh tak membunuh
Adat berlaki bini,
kusut tak menyangkut
keruh tak menggaduh
Adat berkeluarga,
kusut tak mengalut
keruh tak menggeruh
Adat berlaki bini,
pahit jadi pelemak
asam jadi pemanis
asin jadi penyedap
Adat hidup berumah tangga,
pahit manis ditelan juga
Adat hidup bersuami isteri,
lupa kepada diri sendiri
Adat hidup berlaki bini,
ke laut ke darat sama sepergi
Anak menakah elok sisiknya
Asap tidak membakar,
salak tidak menggigit
Air mata terbuang,
sakit pun tak hilang
Air mata tumpah,
hidup pun makin parah
Air mata tanda cinta
Air keruh jangan di taruh
Awak lahir orang tertawa,
awak mati menangis sendiri
Amal jangan ditunda-tunda
Air mata tak kan mengenyangkan
Air mata kering,
kepala tetap juga pening
Air mata tak kan dapat merobah nasib
Air mata tak kan memecahkan masalah
Air mata tanda lemah
Adat makan hendak kenyang,
adat selera hendak perisa
Ada pantang,
ada larangnya
Ajar jangan memutar
Amal tak dapat diakal-akalkan
Akal menjadi amal,
amal menjadi bekal
Akal dijual,
amal dibeli
Akal ditinggikan
diri direndahkan
Akal dipanjangkan,
selera dipendekkan
Akal ditambah,
nafsu dikurangi
Akal diperpanjang,
nafsu diperkurang
Akal dilebihkan,
nafsu dikurangkan
Anak menyalin sifat bapak
Akal ditajamkan,
amal didalamkan
Air mata tak kan menyelesaikan perkara
Adat setan,
makan memakan
Adat iblis,
tindis-menindis
Adat dunia, banyak aniaya
Adat dunia mencari kaya
Adat dunia hina menghina
Adat dunia hendak mengena
Adat dunia tak mau terkena
Adat alam timbul tenggelam
Adat pembual,
jual menjual
Adat makan mencari perisa
Adat binatang,
berebut kenyang (senang, menang)
Adat manusia,
berebut nama
Adat orang,
berlomba senang
Anak banyak pintak,
orang tua yang letak
Agak-agak sebelum tegak
Awas-awas sebelum mengupas
Adat hidup, terlentang-terlungkup
Anak punya sebab, orang tua kena azab
Anak punya hal,
orang tua yang terjual
Anak punya perangai,
orang tua yang tergadai
Anak tak betul,
orang tua kena tukul
Anak yang meracau,
orang tua dapat risau
Anak yang bergaduh,
orang tua dapat geruh
Anak punya kelakuan,
orang tua bertanggungan
Anak membuat penyakit,
orang tua yang diungkit-ungkit
Anak punya ragam,
orang tua tak tidur malam
Angan melangit,
jadi penyakit
Angan yang sepadan,
agak yang seagak
Anak membuat kisah,
orang tua dapat susah
Anak punya laku,
orang tua dapat malu
Anak punya tingkah,
orang tua kena pangkah
Anak punya buat,
orang tua kena umpat
Anak punya olah,
orang tua menanggung susah (salah)
Anak punya kebelan,
orang tua kena lendan
Anak tak tahu diri,
orang tua malu diri
Anak tak tahu untung,
orang tua kena gantung
Anak tak tahu adat,
orang tua kena kebat
Anak punya kerja,
orang tua dapat bala
Anak punya karenah,
orang tua kena fitnah (dapat)
Asik bersiap,
hari pun gelap
Asik bersolek,
orang pun balik
Ada pantang,
ada hutangnya
Amal sejati,
tak mengenal untung rugi
Awal kerja dengan bismillah,
awal niat karena Allah
Akal panjang,
pemandangan luas
Asik memandang orang,
periuk tak terjerang
Anak membuat hutang,
orang tua ditimpa malang
Anak membuat hutang,
orang tua dipermalukan orang
Anak berhutang,
orang tua terbuntang
Anak mengayak hutang, (menghayak)
orang tua diayak orang
Adat berlaki bini,
ada bertengkar (ada gaduhnya)
banyak ilmu banyak beramal
hidup di dunia mencari bekal
Adat mengundik menebus,
adat berbini mengantar
Adat larangnya sudah bertimbang
Awak memelihara sakit sambitnya
sudah elok orang yang boleh
yang pahitnya tinggal di awak
Apa membunuh tampang ubi
jatuh ke tanah ia tumbuh
campak ke tanggul ia mengelambu
Amanat jangan dilupakan,
wakil jangan ditinggalkan
Apa salah menghutangkan,
apa sakit yang membunuh
Adat hidup orang serantau,
kalau sakit jelau menjelau,
kalau senang tinjau meninjau
Adat hidup orang sekampung,
yang rendah anjung menganjung
yang tinggi junjung menjunjung
Adat hidup orang sebanjar,
yang bodoh sama diajar
yang tidur dengar mendengar
yang kurang antar mengantar
yang lebih tukar menukar
Adat hidup orang bersahabat,
kalau ada sama mendapat
kalau habis sama menjilat
Adat hidup dengan tetangga
aib malu sama dijaga
anak pinak sama dibela
pahit manis sama dirasa
berat ringan sama dibawa
kaya dengan saudara mara
miskin dengan silang sengketa
Asal asli benteng aduan
Adat hidup orang beradat,
duduk tegak memegang sifat
tunjuk ajar tidak menyesat
pahit manis tidak mengumpat
kalau memberi bercepat-cepat
kalau minta berlambat-lambat
kalau menghukum bertepat-tepat
kalau bercakap tidak menyekat
Adat hidup orang berbudi,
tahu menjaga marwah diri
pandai menenggang rasa iri
pandai membuang rasa dengki
mau bersakit kalau sempit
mau bersusah dalam payah
Adat hidup orang beriman,
segala kerja tidak menyeman
amal ibadat jadi idaman
berbuat baik tak pernah segan
Adat berpijak pada yang benar,
hukum bersandar pada yang adil
Adat tidak membuang bijak,
penghulu tidak membuang tuah
Adat hidup orang senegeri,
dalam susah beri memberi
dalam sakit bagi membagi
Adat bertali panjang bersembilu tajam
Adat duduk pada syarak,
adat tengok pada mufakat
Adat berpunca pada mufakat,
adat berlabuh pada adilnya
Adat hilang, badan terbuang
Adat menjauh, negeri pun gaduh
Adat terlimbus, marwah pun pupus
Adat bercupak dan bergantang,
adat berkati dan bertail
adat bersukat dan bertakar
Adat tak membuang bijak
Adat bersandar pada yang benar,
adat berpijak pada yang adil
Adat menunggu pada yang haq,
adat menanti pada yang lurus
Anak belatuk makan ulat,
di luar elok di dalam berkulat
Air jernih ikan pun jinak
Anak beruk makan cempedak,
di luar elok di dalam bengkak
Anak patin makan derut,
di luar licin di dalam berkerut
Anak bilis dalam pukat,
di luar manis di dalam kelat
Adat bertelingkahan,
pusaka bergiliran
Ayam seekor selesung,
payung sekaki seorang
Adat berlukai,
luki berlembaga
Adat diturut hukum pun sudah
Adat orang berhamba rakyat,
dalam lahir dia menyembah
dalam batin kita menyembah
Anjing menyalak tak menggigit,
harimau mengaum tak menangkap
Alam sebenar alam
Alam disungkup alam
Alam dilingkup alam
Alam yang teralam
Asik menyalak
Anak puaka
Anak pasak
Ada kerja ada kiatnya
Apa kata bidan
Anak ayam anak itik,
nampak diam suka menggelitik
Anak balam panjang dengutnya,
anak pendiam panjang kerutnya
anak elang makan belanak,
diluar tenang di dalam berombak
Anjing bercawat ekor (mencawat ekor)
Antar tanda,
bayar tanda
Alah gunung,
alah sayang
alah tuan
alah nyawa
alah badan
alah encik
Alah buah hati
alah anak
Ada bilas ada biasnya
Ajar tidak sekali tamat
Asah tidak sekali tajam
Ambil tidak sekali habis
Alam dimakan alam
Alam dalam alam
Alam selebar talam (dulang)
Alam besar diperkecil,
alam kecil dihabisi
tinggal alam dalam diri
Alam diluar alam
Alam tak beralam
Ada harta, semua serta
Ada pangkat, semua dekat
Ada ilmu, semua malu
Ada uang semua memandang (sayang)
Ada tuah, semua ramah
Ada tepak, ada adatnya
Air dituang, hilang
ilmu dituang, kembang
Ada tebu ada gula,
ada ibu ada kepala
Ada gula ada semut,
ada kepala jadi selimut
Aning-aning nan mendengung
belalang nan menaggung
Asing gelang dipasang (terletak)
asing perahu dibela
Agak menjelang muak
Ada padi, semua menjadi
Amanat diingat,
pesan disimpan
Akal panjang sejengkal
Ada duit, sama menguit
Adat beruas-ruas,
syarak berbuku panjang
Ayam hitam terbang malam
hinggap di rumpun pandan
kokot ada rupa tak nampak
dijangkau tangan kena duri
Ayam putih terbang siang,
kokok berdentang-dentang
hinggap di galah panjang
bersuluh dengan matahari
disaksikan orang banyak
Akal menjemput tual
Amanah dikunyah,
pesan dimakan
Asik bermain tak berkain
Asik termenung hilang tuah
Akar tak lupa pada pucuknya,
pucuk yang membuang akar
Antan tidal memilih lesung,
tungku tidak memilih periuk
Adat berpasang surut,
syarak berpasang naik
Ada ruas karena bukunya
Asap ada api tak nampak
Asik berjalan rumah bocor
Asik berbual perahu hanyut
Asik berbual nasi hangus
Adat hidup bersuami isteri,
sesak sempit sama mencari
Adat orang berlaki bini,
sakit senang sama sepergi
Adat orang berlaki bini,
sedikit kenyang, banyak apa lagi
Adat orang bersuami isteri,
sayang menyayang, beri memberi
Adat dunia, memandang kaya
Adat menurut zaman,
syarak menurut iman
Adat sepanjang zaman,
syarak sepanjang iman
Ayam denak tak kan beranak ayam togung
Aum harimau tak membunuh,
diam jerat yang menjerat
Ayam ada peterangnya,
semut ada sarangnya
Ayam tahu kan anaknya,
betung (buluh) tahu kan rebungnya
Ayam bertelur dalam semak
Api jangan diapi-apikan,
keras jangan dikeras-keraskan
Adat berumah,
kusut tak menghanyut
keruh tak membunuh
Adat berlaki bini,
kusut tak menyangkut
keruh tak menggaduh
Adat berkeluarga,
kusut tak mengalut
keruh tak menggeruh
Adat berlaki bini,
pahit jadi pelemak
asam jadi pemanis
asin jadi penyedap
Adat hidup berumah tangga,
pahit manis ditelan juga
Adat hidup bersuami isteri,
lupa kepada diri sendiri
Adat hidup berlaki bini,
ke laut ke darat sama sepergi
Anak menakah elok sisiknya
Asap tidak membakar,
salak tidak menggigit
Air mata terbuang,
sakit pun tak hilang
Air mata tumpah,
hidup pun makin parah
Air mata tanda cinta
Air keruh jangan di taruh
Awak lahir orang tertawa,
awak mati menangis sendiri
Amal jangan ditunda-tunda
Air mata tak kan mengenyangkan
Air mata kering,
kepala tetap juga pening
Air mata tak kan dapat merobah nasib
Air mata tak kan memecahkan masalah
Air mata tanda lemah
Adat makan hendak kenyang,
adat selera hendak perisa
Ada pantang,
ada larangnya
Ajar jangan memutar
Amal tak dapat diakal-akalkan
Akal menjadi amal,
amal menjadi bekal
Akal dijual,
amal dibeli
Akal ditinggikan
diri direndahkan
Akal dipanjangkan,
selera dipendekkan
Akal ditambah,
nafsu dikurangi
Akal diperpanjang,
nafsu diperkurang
Akal dilebihkan,
nafsu dikurangkan
Anak menyalin sifat bapak
Akal ditajamkan,
amal didalamkan
Air mata tak kan menyelesaikan perkara
Adat setan,
makan memakan
Adat iblis,
tindis-menindis
Adat dunia, banyak aniaya
Adat dunia mencari kaya
Adat dunia hina menghina
Adat dunia hendak mengena
Adat dunia tak mau terkena
Adat alam timbul tenggelam
Adat pembual,
jual menjual
Adat makan mencari perisa
Adat binatang,
berebut kenyang (senang, menang)
Adat manusia,
berebut nama
Adat orang,
berlomba senang
Anak banyak pintak,
orang tua yang letak
Agak-agak sebelum tegak
Awas-awas sebelum mengupas
Adat hidup, terlentang-terlungkup
Anak punya sebab, orang tua kena azab
Anak punya hal,
orang tua yang terjual
Anak punya perangai,
orang tua yang tergadai
Anak tak betul,
orang tua kena tukul
Anak yang meracau,
orang tua dapat risau
Anak yang bergaduh,
orang tua dapat geruh
Anak punya kelakuan,
orang tua bertanggungan
Anak membuat penyakit,
orang tua yang diungkit-ungkit
Anak punya ragam,
orang tua tak tidur malam
Angan melangit,
jadi penyakit
Angan yang sepadan,
agak yang seagak
Anak membuat kisah,
orang tua dapat susah
Anak punya laku,
orang tua dapat malu
Anak punya tingkah,
orang tua kena pangkah
Anak punya buat,
orang tua kena umpat
Anak punya olah,
orang tua menanggung susah (salah)
Anak punya kebelan,
orang tua kena lendan
Anak tak tahu diri,
orang tua malu diri
Anak tak tahu untung,
orang tua kena gantung
Anak tak tahu adat,
orang tua kena kebat
Anak punya kerja,
orang tua dapat bala
Anak punya karenah,
orang tua kena fitnah (dapat)
Asik bersiap,
hari pun gelap
Asik bersolek,
orang pun balik
Ada pantang,
ada hutangnya
Amal sejati,
tak mengenal untung rugi
Awal kerja dengan bismillah,
awal niat karena Allah
Akal panjang,
pemandangan luas
Asik memandang orang,
periuk tak terjerang
Anak membuat hutang,
orang tua ditimpa malang
Anak membuat hutang,
orang tua dipermalukan orang
Anak berhutang,
orang tua terbuntang
Anak mengayak hutang, (menghayak)
orang tua diayak orang
Adat berlaki bini,
ada bertengkar (ada gaduhnya)