Anak ular mati terpukul
Anak tapah selam menyelam
Yang benar pastilah timbul
Yang salah akan tenggelam

Title

Anak ular mati terpukul
Anak tapah selam menyelam
Yang benar pastilah timbul
Yang salah akan tenggelam

Subject

Pantun

Creator

Tenas Effendy

Source

Tunjuk Ajar Dalam Pantun Melayu

Identifier

6817

Text

Pisau peraut baru bertuang
Beri bertali dengan rotan saga
Rantau diturut dengan undang
Negeri dihuni dengan lembaga

Yang semah ada helatnya
Yang bidan ada bangsanya
Yang rumah ada adatnya
Yang tepian ada bahasanya

Anak itik terlompat-lompat
Anak beruk ternangu-mangu
Niat yang baik kita percepat
Niat yang buruk ditunggu dulu

Terbang tempua membubung tinggi
Anak garuda layang melayang
Orang tua-tua dijunjung tinggi
Anak muda-muda dikasih sayang

Anak ular mati terpukul
Anak tapah selam menyelam
Yang benar pastilah timbul
Yang salah akan tenggelam

Kalau redup pasanglah kandil
Bila sepi pasanglah pukat
Kalau hidup peganglah wakil
Bila mati peganglah amanat

Yang berdering yang mematah
Yang berabu yang kan membakar
Yang bertaring yang mengerkah
Yang berkuku yang kan mencakar

Alim nampak kepada rupa
Alim dijunjung sampai tua
Yatim anak tiada berbapa
Yatim kampung tiada bertua

Kalau berbuah ada ranumnya
bila cendawan ada kelatnya
Kalau menyanggah ada hukumnya
Bila melawan ada adatnya

Jangan menetakkan parang patah
Buat hulunya sebatang ruyung
jangan menegakkan benang basah
Membuat malu orang sekampung

Kalau sudah duduk beramai
Untuk apa duduk seorang
Kalau sudah duduk berdamai
Untuk apa mengajak perang

Kalau sudah menebuk gading
Tebuk menjadi ukiran pekat
Kalau sudah duduk berunding
Eloklah cari jalan mufakat

kalau lepat sudah dikukus
Jerang ketupat dalam kuali
Kalau mufakat sudah putus
Pegang erat sampai ke mati

Yang perahu beruang timba
Yang sauh tambang terpaut
Yang berbau buang ke rimba
Yang keruh buang ke laut

Mana galah digalahkan juga
Kalau layar dilayarkan pula
Mana salah disalahkan juga
Kalau benar dibenarkan pula

Kalaulah tahu patah akarnya
Terbanglah pohon sekecil-kecilnya
Kalaulah tahu salah benarnya
Timbanglah hukum seadil-adilnya

Patah kecil kita tampunkan
Patah besar kita tumbangkan
Salah kecil kita ampunkan
Salah besar kita timbangkan

Galah besar bergalah kecil
Galah kecil kita lapisi
Salah besar kita perkecil
Salah kecil kita habisi

Kalau memandang jangan merentus
Kalau melendan jangan melanyah
Kalau mencencang jangan memutus
Kalau makan jangan memunah

Memanggang sepat bersela-sela
Menjemur pukat berkering-kering
Tegang adat berjela-jela
Kendur adat berdenting-denting

Yang melentur yang berat
Yang bertangkai yang dituai
Yang seukur yang dikerat
Yang sesuai yang kan dipakai

Kain dicelup berwarna biru
Celup sekali dilipat-lipat
Pakaian hidup aib dan malu
Pakaian mati amal ibadat

Banyak-banyak membuat jermal
Jermal dibuat di air dangkal
Banyak-banyaklah berbuat amal
Amal dibuat menjadi bekal

Sungguh elok berbatang lebat
Redup rindang tiada basahnya
Sungguh elok orang bertobat
Hidup senang hilang dosanya

Sungguh elok berbatang lebar
Tidak nampak basah kuyupnya
Sungguh elok orang penyabar
Tidak nampak susah hidupnya

Kalau memukat sama menimba
Kalau melenggang sama pergi
Kalau mendapat sama berlaba
Kalau hilang sama merugi

Yang padat bernama besi
Yang berongga tanda beruang
Yang adat sama diisi
Yang lembaga sama dituang

Kalau sudah cukup berenang
Cepat-cepatlah naik ke darat
Kalau sudah hidupnya senang
Ingat-ingatlah orang melarat

Banyak orang renang berenang
Sudah terlupa ke jalan darat
Banyak orang bersenang lenang
Sudah terlupa jalan akhirat

Batang betik batang bertarah
Batang keladi manisnya ada
Orang cerdik penyambung lidah
Orang berani pelapis dada

Retak urat ada bercanggah
Retak bara ada tengarang
Minta kuat kepada gajah
Minta suara kepada enggang

Retak buah sigama-gama
Retak tanduk liku berliku
minta petuah kepada ulama
Minta petunjuk pada yang tahu

Buah kecubung masak sebatang
Berbuah serumpun dalam belukar
Tuah bersambung hendak panjang
Tuah bertampun hendakkan lebar

Belum jatuh sudah berdetak
Detak mengirai balik berbalik
Hukum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik

Kalau elang tari menari
kalau pipit loncat meloncat
Kalau hilang cari mencari
Kalau sakit obat mengobat

Kalau menebang sama mengerat
Kalau membakar sama menyuluh
Kalau menimbang sama berat
Kalau menakar samalah penuh

Anak kuda berlari-lari
Berlari dengan tali-talinya
Banyak harta orang tak iri
Iri orang menengok budinya

Anak rusa cepat berlari
Diikat kaki terlompat-lompat
Banyak harta dapat dicari
Sahabat sejati payah didapat

Banyak orang mendaki bukit
Bukit didaki bergesa-gesa
Banyak orang mencari duit
Duit dicari badan binasa

Banyak orang mandi berenang
Tidak perduli kapalnya karam
Banyak orang mencari senang
Tidak perduli halal dan haram

Banyak orang mencari katung
Tidak perduli bulannya terang
Banyak orang mencari untung
Tidak perduli merugikan orang

Banyak orang menjerat rusa
Sudah terlupa meniup api
Banyak orang berbuat dosa
Sudah lupa hidup kan mati

Dalam meniup ingatlah api
Dalam makan ingatlah tulang
Dalam hidup ingatlah mati
Dalam berjalan ingatlah pulang

Sudah banyak orang bergalah
Yang berenang hanya sedikit
Sudah banyak orang yang kalah
Yang menang hanya sedikit

Ingat-ingat merendam kain
Kain itu ada kapasnya
Ingat-ingat dalam bermain
Bermain itu ada batasnya

Ingat-ingat mencari kerang
Mencari kerang ada tempatnya
ingat-ingat di negeri orang
Negeri orang ada adatnya

Kalau sudah biasa berenang
Ingat-ingat pada basahnya
kalau sudah merasa senang
Ingat-ingat ke masa susahnya

Berkait-kait akar beluru
Berkelok-kelok lilit rotan
Berpahit-pahit kita dahulu
Barulah elok dihari kemudian

Kalau menangguk-nagguk udang
Tangguk dianyam rapat-rapat
Kalau duduk di tempat orang
Duduklah dengan duduk bersifat

Kalau bergalah jangan berkayuh
kalau berkayuh bertambah basah
Kalau bersusah jangan mengeluh
Kalau mengeluh bertambah susah

Kalau berkayuh menyusur batang
Tandanya sampan akan ke darat
Kalau mengeluh pagi dan petang
Tandanya badan kian melarat

Jangan suka mencabut padi
Kalau dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Kalau disebut hilang tuahnya

Apalah tanda batang padi
Tumbuh di ladang lebat buahnya
Apalah tanda orang berbudi
Elok dipandang baik bahasanya

Apalah tanda batang tebu
Batang tebu halus uratnya
Apalah tanda orang berilmu
Orang berilmu halus sifatnya

Apalah tanda batang kulim
Batang kulim rindang dahannya
Apalah tanda orang alim
Orang alim lapang dadanya

Apalah tanda batang bengkal
Batang bengkal banyak bukunya
Apalah tanda orang berakal
Orang berakal bijak lakunya

Apalah tanda batang betik
Batang betik panjang pangkalnya
Apalah tanda orang yang cerdik
Orang cerdik panjang akalnya

Hari panas jangan ke laut
Kalau ke laut kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Daripada menakuk rumpun buluh
Elok menetak bunga cendawan
Daripada duduk bersama musuh
Eloklah tegak bersama kawan

Kalau buluh tinggal di tanah
Batang sorek dicelis-celis
Kalau bodoh tinggal di rumah
Yang cerdik masuk ke majelis

jangan mengipas-ngipas arang
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maranya

Jangan menampi-nampi kacang
Kalau ditampi busuk buahnya
Jangan mengapi-apikan orang
Kalau berapi buruk padanya

jangan menetak urat bawang
Urat bawang ada gambutnya
Jangan menolak niat orang
Niat orang ada maksudnya

Kalau memagar rumpun bawang
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas

Kalau makan keladi muyang
Jangan lupa pada bungkalnya
Kalau termakan ke budi orang
Janganlah lupa pada asalnya
Janganlah lupa pada asalnya

Apalah tanda batang putat
batang putat bersegi buahnya
Apalah tanda orang beradat
Orang beradat tinggi marwahnya

Apalah tanda batang keladi
Batang keladi di tanah isinya
Apalah tanda orang berbudi
orang berbudi rendah hatinya

Apalah tanda pisang tanaman
Pisang tanaman banyak akarnya
Apalah tanda orang beriman
Orang beriman banyak sabarnya

Apalah tanda padi berbuah
Lebatah tangkai daunnya subur
Apalah tanda negeri bertuah
Rakyatnya damai hidupnya makmur

Kalau paku batang berduri
Duri mencabik-cabik baju
Elok baju orang tak iri
Irinya menengok baik laku

Kalau berkitab membaca syair
Banyaklah orang datang mendengar
Kalau bercakap tiada berfikir
Banyaklah orang akan bertengkar

Kalau kita tidak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Kalau kita tidak bersalah
Jangan takut ditantang orang

Kalau kita tidak bersuluh
Jangan takut berjalan malam
Kalau kita tidak bermusuh
Jangan takut makan setalam

Kalau kacip sudah dibuka
Buah pinang yang ditunangnya
Kalau aib sudah ke muka
Kalah menang kan imbangnya

Kalau rotan dipanjat benalu
Sekerat disimpan dalam bakul
Kalau beban sudah ke bahu
Berat ringan wajib dipikul

Kalau tak ada di dalam pukat
Cobalah cari di dalam tengkalak
Kalau tak ada di dalam adat
Cobalah cari di dalam syarak

Kalau salah meminjam pukat
Salah pula meminjam tengkalak
Kalau salah di dalam adat
Salah pula di dalam syarak

Kalau hendak merebus belera
Cencang dulu tampuk putiknya
Kalau hendak memutus perkara
Timbanglah dulu buruk baiknya

Kalau belera sudah direbus
Takkan dapat dimakan mentah
Kalau perkara sudah diputus
Takkan dapat dirobah-robah

Kalau beratapkan daun nenas
Banyaklah hujan jatuh ke talam
Kalau bercakap berkeras-keras
Banyaklah orang yang salah faham

Tembuk tabir bawakan benang
Tembuk dinding bawakan damar
Tertumbuk pikir bawa bertenang
Tertumbuk runding bawa bersabar

Kalau duduk tulis menulis
Elok juga membaca kitab
Kalau duduk di dalam majelis
Elok-elok kalau bercakap

Banyak orang pandai berkitab
Sedikit saja pandai bersyair
Banyak orang pandai bercakap
Sedikit saja pandai berpikir

Kalau berkitab sambil menulis
Jangan sampai dawat terbuang
Kalau bercakap di dalam majelis
Jangan sampai mengumpat orang

Kalau dinding tidak berlantai
Apa gunanya kayu dipepat
Kalau runding tidak selesai
Apa gunanya penghulu adat

Kalau busut beranai-anai
Manakan buluh menjadi sirih
Kalau kusut tidak selesai
Manakan keruh menjadi jernih

Kalau busut cari bungkalnya
Bila buluh cari bukunya
Kalau kusut cari pangkalnya
Bila keruh cari hulunya

Kalau tanduk menajdi gading
Ambillah sirih agak segagang
Kalau duduk dalam berunding
Pikiran jernih dada pun lapang

Kalau sampai ke laut gading
Belokkan kolek mencari selat
Kalau bertikai dalam berunding
Eloklah balik kepada adat

Kalau payah mencari pukat
Carilah jaring yang di kuala
kalau payah mencari mufakat
Carilah runding balik semula

Kalau rabuk ada serbuknya
Kalau cupak ada pompatnya
Kalau duduk ada patutnya
Kalau tegak ada tempatnya

Kalau merumput dahan dikerat
Batang dipetik dengan seraga
Kalau menjemput dengan adat
Pulangkan balik dengan lembaga

Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Putus gading karena dikerat
Belum jatuh sudahlah retak
Putus runding karena mufakat
Hukum jatuh benar terletak

Kalau puting sudah bertangkai
Retak tangkai disampul balik
Kalau berunding sesama pandai
Gelak berderai timbal balik

jangan patahkan atap mengkuang
Atap patah kumbang pun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

Sebelum menggali buah bengkuang
Galilah dahulu buah ketari
Sebelum mencari kesalahan orang
Carilah dahulu kesalahan sendiri

Kalau banyak bertanam puding
Di mana busut di sana seminai
Kalau bijak dalam berunding
Di mana kusut di sana selesai

Mana yang laut dilautkan
Mana yang tasik ditasikkan
Mana yang patut di patutkan
Mana yang baik dibaikkan

Jangan suka membuka dada
Dada terbuka lapuk bajunya
Jangan suka mengada-ada
Mengada-ada buruk lakunya

Kalau dinding julai berjulai
Banyaklah semut yang menyeragai
Kalau berunding berlalai-lalai
Banyaklah kusut yang tak selesai

Kalau terbakar rumpun padi
Eloklah tebang dibuang suluh
Kalaulah kabar belum pasti
Eloklah buang berjauh-jauh

Yang kecil sigama-gama
Yang besar sijalar-jalar
Yang kecil disebut nama
Yang besar dihimbau gelar

Kerakap tumbuh di lantai
Pohon ijul tumbuh berbanjar
Bercakap kami tak pandai
Mohon diberi tunjuk dan ajar

Jika batang padi yang rebah
Tegakkan tumang diujung tanjung
Jika datang kan kami sembah
Yang tak datang kan kami junjung

Seluk berseluk daunnya terap
Terap diampai menjadi benang
Eloklah elok dalam bercakap
Cakap sampai maksudnya terang

Kalau sekali galah berderap
Lama-lama pastilah patah
Kalau sekali tersalah cakap
Lama-lama jadi berbantah

Kalau batang sudah condong
Buah yang lebat menjadi luruh
Kalau orang sudah tersinggung
Semua sahabat menjadi musuh

Jangan memalu-malu arang
Arang dipalu pecah terbelah
Jangan memalu-malukan orang
Orang malu kita pun susah

Yang merumput yang kan memagar
Yang bertanam yang menumbangkan
Yang menjemput yang kan mengantar
Yang meminjam yang memulangkan

Limau purut dan limau manis
Tumbuh sebatang di tepi rawa
Kalau menjemput dengan manis
Orang pun datang dengan tertawa

Pabila meraut selodang buluh
Siapkan lidi buang miangnya
Bila menjemput orang nan jauh
Siapkan nasi dengan hidangnya