Belah ketupat di pagi hari,
Hujan pagi perutpun lapar,
Setelah empat tahun beristeri,
Abdurrahman pergi berlayar.

Ikan bakar disukai orang,
Baunya sampai ke awang-awang,
Jauh berlayar ke Negeri Sebrang,
Hingga ke Banjar dan Palembang.

Ada Pahlawan Datok Hang Tuah,
Tanah Melaka punya cerita,
Ketika Abdurrahman pulang ke Mempawah,
Ayahandanya Habib Husin telah tiada.

Di rumpun sawah katak melompat,
Mencari makan seekor lalat,
Setahun sudah Ayahandanya wafat,
Abdurrahman dan keluarga bermuafakat.

Makan berkuah si gulai ikan,
Ikan lulu dimasak santan,
Kerajaan Mempawah akan ditinggalkan,
Enam belas perahu disiapkan.


Title

Belah ketupat di pagi hari,
Hujan pagi perutpun lapar,
Setelah empat tahun beristeri,
Abdurrahman pergi berlayar.

Ikan bakar disukai orang,
Baunya sampai ke awang-awang,
Jauh berlayar ke Negeri Sebrang,
Hingga ke Banjar dan Palembang.

Ada Pahlawan Datok Hang Tuah,
Tanah Melaka punya cerita,
Ketika Abdurrahman pulang ke Mempawah,
Ayahandanya Habib Husin telah tiada.

Di rumpun sawah katak melompat,
Mencari makan seekor lalat,
Setahun sudah Ayahandanya wafat,
Abdurrahman dan keluarga bermuafakat.

Makan berkuah si gulai ikan,
Ikan lulu dimasak santan,
Kerajaan Mempawah akan ditinggalkan,
Enam belas perahu disiapkan.


Subject

Riwayat berdirinya Kota Pontianak dalam Pantun

Creator

Syarif Abdul Kadir Zein Almutahar

Source

Ihsan: Prof. Adjung Hj Chuari Selamat ATMA 2018

Date

2006

Publisher

Dewan Kesenian Kalimantan Barat

Rights

Copyright