Browse Items (6 total)

Belah ketupat di pagi hari,
Hujan pagi perutpun lapar,
Setelah empat tahun beristeri,
Abdurrahman pergi berlayar.

Ikan bakar disukai orang,
Baunya sampai ke awang-awang,
Jauh berlayar ke Negeri Sebrang,
Hingga ke Banjar dan Palembang.

Ada Pahlawan Datok Hang Tuah,
Tanah Melaka punya cerita,
Ketika Abdurrahman pulang ke Mempawah,
Ayahandanya Habib Husin telah tiada.

Di rumpun sawah katak melompat,
Mencari makan seekor lalat,
Setahun sudah Ayahandanya wafat,
Abdurrahman dan keluarga bermuafakat.

Makan berkuah si gulai ikan,
Ikan lulu dimasak santan,
Kerajaan Mempawah akan ditinggalkan,
Enam belas perahu disiapkan.

Kalau sawah dijadikan kebun,
Tanam kelapa barang selusin,
Raja mempawah Daeng Menambon,
Gembira menerima Habib Husin.

Delima merah batu bertuah,
Diikat cincin si Tuan Puteri,
Berberapa lama di Kota Mempawah,
Habib Husin diangkat sebagai Patih.

Isi dadar gula kelapa,
Nyaman dimakan berbuka puasa,
Waktu berputar berganti masa,
Syarif Abdurrahman meningkat dewasa.

Tepung beras dibuat sagon,
Jangan dimakan sambil berdiri,
Ketika berusia delapan belas tahun,
Abdurrahman diberi isteri.

Delman dan pedati kereta kuda,
Kuda pedati bulunya putih,
Abdurrahman menjadi menantu Raja,
Isterinya Utin Canderamidi.

Jepin menggetar lantai papan,
Tari dan nyanyi lagu bergema,
Habib Husin berlayar ke negeri Matan,
Jadi mufti dan guru agama.

Masak santan sayur paceri,
Kari dan dalca hidangan pesta,
Di negri Matan Habib Husin beristri,
Puteri Raja bernama Nyai Tua.

Jangan salah meningkah irama,
Tari jepin budaya lama,
Setelah menikah sekian lama,
Habib Husin dikurniai beberapa putera.

Alangkah masin air samudera,
Ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa,
Habib Husin berputera lima,
Abdurrahman anak tertua.

Dalam rumah baca Al Qur’an,
Surah Yaasin dan do’a Aqasyah,
Tidak lama di Negri Matan,
Habib Husin pun pindah ke Mempawah.

Onta beranak di Tanah Mekkah,
Anaknya jantan, bulunya jingga,
Kota Pontianak punya sejarah,
Sultan Abdurrahman yang membukanya.

Padang pasir berselimut debu,
Panas membakar gurun sahara,
Kalau Tuan kepingin tahu,
Cobalah dengar jalan ceritanya.

Batu pualam mahal harganya,
Disimpan anak Raja Malaka,
Kampung dalam sekarang namanya,
Di situ Pontianak asal mulanya.

Akek zaman batu permata,
Ikat di cincin indah rupanya,
Abdurrahman Sultan yang mulia,
Habib Husin nama Ayahnya.

Ikat cincin batu delima,
Dalam gelap berkilau cahayanya,
Habib Husin penyebar agama,
Negeri Arab asal usulnya.