Adat tidak memilih tempat
undang tidak memilih padang

Title

Adat tidak memilih tempat
undang tidak memilih padang

Subject

Ungkapan

Creator

Tenas Effendy

Source

Kumpulan ungkapan Melayu Riau 1

Identifier

11660

Text

Apa tanda kurang adat,
berbini sepepak selat

Apa tanda berajakan nafsu,
berbini di mana mau

Apa tanda kurang budi,
dimana-mana mengayak bini

Asik berlagak,
tak sedar baju koyak

Asik bermain,
tersingkap kain

Asik meracau,
hanyut serantau

Asik merepek (merapik),
kepala penyek (kemik)

Akal lenyap,
budi pun lesap

Akal hilang,
tuah terbuang

Adat pantang, hutangnya

Anak terkutuk,
usah dijenguk

Anak celaka,
usah dibela

Anak setan,
usah disimpan (dikasihan)

Anak hantu,
usah dibantu

Anak iblis, usah dibelas

Anak keparat,
usah didekat

Anak jahanam,
biarkan terbenam

Anak makan sumpah,
usah diramah

Anak laknat,
usah diminat

Anak pelesit,
biarkan sakit

Apa tanda kurang akal,
berbini sepepak bakal

Akibat jangan dibesarkan,
sebab jangan didiamkan

Akibat didahulukan,
sebab dikemudiankan

Ada sebab karena penyebab

Anak bini kebulur,
membunuh pun jadi

Azab dek anak (teruk)

Awak yang bercakap,
orang yang mengidap

Anak celaka,
membawa sengsara

Anak durhaka,
jangan dipelihara

Anak celaka,
isi neraka

Anak jembalang,
jangan disayang

Ajun baik, diambik

Ada nya baru semalam,
tingkah sudah macam-macam

Akibat dibesarkan,
sebab didiamkan

Adat tidak memandang tempat,
lembaga tidak memandang bangsa

Asik bertandak,
lupakan anak

Ajun orang ditimbang

Ajun awak diagak

Ajun elok, dipeluk

Adat muda ada maunya

Adat digali,
pusaka dicari

Adat digilap,
pusaka diusap

Adat tak sekali buat,
undang tak sekali pasang

Adat tak dimakan kelat

Adat berkayu, dapat beramu

Adat hak dengan milik,
ada pusaka salin bersalin:
yang ringan sama dijinjing,
yang berat sama dipikul

Adat helat menjunjung adat (pusaka)
yang kuah dikacau,
yang daging dilapah
yang nasi dikarih

Ayam besar seekor di lesung,
payung terkembang sekaki seorang

Adat bagaikan pohon,
berurat, berbatang, bercabang, berdaun, beranting
menunggu adat,
jangan menunggu ranting, tunggu urat batangnya

Adat bertanah, dapat berumah

Adat berperahu, dapat mengayuh

Adat berlidah, dapat bercakap

Adat berkaki, dapat melangkah

Adat bertangan, dapat melenggang

Adat mufakat, dapat berunding

Air jernih, pinggan pun putih

Air keruh ditempurung berbulu

Ada asap, ada yang terbakar

Akal berkelok,
pikiran bungkuk (bengkok)

Adat tak mengelat (mencelat),
syarak tak mengelak (memborak)

Alur berubah,
arus berpindah
bakal beralih

Adat dibuat,
alur diturut

Amanat diikat,
pesan disimpan

Ada kaki dilangkahkan,
ada tangan dijangkaukan

Akal dipanjangkan,
selera dipendekkan

Akal diperbanyak,
selera diagak-agak

Akal mencari,
pikiran menjawab

Akal disandang,
pikiran dipegang

Akal dipakal
benak dipasak

Akal berbelit,
hati bingit

Adat tua ada isinya

Akal menyalah,
dunia akhirat mendapat susah

Akal buruk,
dunia akhirat badan terpuruk

Air selubuk sama tawarnya

Air selabu sama rasanya

Ada nama, jaga
ada pangkat ingat

Apa tanda orang yang malang,
tak berkayu barang sebatang

Anak melepaskan sesak,
ladang melepaskan hutang

Apa tanda negeri bertuah,
ternak menjadi padi berisi
kebun rimbun dusun bersusun (rumah)

Ada tampang, dada lapang

Akal jadi modal

Akal mencari modal,
amal menjadi bekal

Akal diperbanyak

Akal mencari,
pikiran membeli

Akal diasah,
pikiran ditajamkan (dipertajam)

Akal sesat,
pikiran menyesatkan

Akal lurus,
pikiran benar

Akal betul,
pikiran benar

Akal mengakal-ngakalkan

Akal hendak kenyang,
pikiran hendak senang

Akal hendak kenyang seorang

Akal hendak menjual orang

Akal tertumbuk,
pikiran suntuk

Akal hilang-hilang timbul

Akal sepanjang dapat

Akal tak mau diam,
pikiran tak mau berhenti

Akal mengakalkan,
pikiran memikirkan

Akal sesat,
pikiran tersumbat

Akal tak betul

Akal bengkok,
pikiran menyalah

Adat berjual sama mahal

Amal tidak menanti umur

Amal memanjangkan umur

Anak sebakul,
hutangnya sepikul

Anak sekepuk,
hutangnya bertumpuk

Anak sekeranjang,
hutangnya sekandang

Akal pendek,
pikiran singkat

Akal belum menyorong

Akal belum tumbuh,
pikiran belum kembang

Akal tak menentu,
pikiran tak tetap

Akal tak bertambah,
pikiran tak menyorong

Akal bersecerdik,
pikiran bersebodoh

Akal hendak mengena,
pikiran hendak mendapat

Akal tak hendak kalah

Asik menggantang asap,
yang ada pun lenyap (lesap)

Asik makan angin, yang ada pun licin

Asik membual,
yang ada terjual

Asik memandai,
yang ada tergadai

Asik menghayal,
lama-lama kepala terjual

Anak diupinak,
ilmu disimak (dikaji)

Alim jangan membiga-biga

Asik berselembat,
nasi berulat

Adat berunding,
sama sebanding

Adat mufakat,
sama sepakat

Adat meminang,
sama senang

Adat berkawan,
sama tahan

Adat bersahabat,
sama ingat

Adat bersaudara,
sama cedera

Adat bernegeri,
sama mati

Adatr berbanjar,
sama sadar

Awak berletih, orang yang boleh

Aib muka malu keluarga

Atas bawah sudah beruban,
kelakuan macam setan

Atas bawah lah berbulu, akal tak juga menyorong

Akal dibulak-balik, jangan terbalik

Akal diperpanjang, sengketa diperpendek

Akal diperpanjang, dada diperlapang

Akal diperpanjang, selera diperpendek

Akal memperpanjang langkah,
langkah membuka akal

Akal menghidupkan langkah

Anak durhaka tempatnya neraka

Adat memanjat (naik, mendaki),
ada turunnya

Adat tinggi ada rendahnya

Akal kacang melilit,
akal onak mengait

Akal beruk keruk mengeruk,
akal rusa makan pucuk

Api di bukit , panasnya di laut

Asik berkincah, kepala pecah

Anak punya olah, orang tua kena kincah

Anak yang berolah,
orang tua yang lecah kena kincah

Anak tidak, menantu pun bukan

Asap mengepul, nasi tak masak

Asap mengepul, api tak nampak

Air lah sampai ke hidung,
ngaplah sampai ke ubun-ubun

Aib tidak menunggu tua,
malu tidak mencari muda

Asik memandang tercekik tulang

Asik bermenung, lupakan untung

Asik bersedap-sedap, lupa kain tersingkap

Asik termenung, makan dalam tempurung

Amanat jangan menyesat,
tunjuk jangan mengaruk

Awak berlenjin, yang kenyang orang lain

Awak lintang pukang, orang yang kenyang

Adat tidak dimakan zaman,
undang tidak dimakan masa

Adat menjunjung tuah,
undang menjunjung marwah

Adat mengais tahan berhabis,
adat mengekas tahan bertimpas

Adat berjalan tahan tak makan,
adat berlayar tahan berlapar

Adat berladang tahan berkubang,
adat menebas tahan beragas

Air liur kering di jalan

Ayam mengeram tak pernah menghitung telurnya

Adat dipegang, undang dibilang

Adat mencari sifat, undang mencari lapang (gelanggang)

Adat serata tempat,
undang serata padang

Adat tidak memilih tempat
undang tidak memilih padang

Adat membuat, perangai berbuat

Adat tak mau menjerat,
syarak tak mau merusak
lembaga tak mau menganiaya
undang tak mau melintang

Agak banyak menguit tidak

Awak yang mengacah, orang yang melalukan

Awak teragak-agak, orang yang melalukan

Adik beradik jangan berbilik,
adik beradik tilik menilik

Adat hidup mencari,
adat mati, menanti

Anak membuat kisah,
selama hidup menanggung susah

Alah patut karena kedekut

Adik beradik tak bersebaik

Akal diluaskan,
dada dilapangkan

Adat penanggah, jangan dibawa ke tengah rumah

Adat di jalan, jangan dibawa ke rumah

Adat jangan dikerat-kerat,
undang jangan dikecang-kecang (dicencang-cencang)

Adat memakai adat,
undang memakai undang

Adat beradat,
undang berundang

Adat bersifat,
undang bertimbang

Adat tempat menepat,
undang tempat bertimbang

Adat bertempat-tempat,
undang beruang-ruang

Adat tidak sekali sudah,
undang tidak sekali timbang

Adat tidak sekali jadi,
undang tidak sekali mati

Adat tidak sekali pakai,
undang tidak sekali usai

Adat tumbuh,
undang berkembang

Adat menjaga,
undang mengandang

Adat beranak pinak,
undang berkembang biak

Adat meniti zaman

Asik kan kuasa, badan binasa

Adat diingat,
undang dipegang